Friday, February 9, 2024

Jack the Ripper

Mengenal Jack the Ripper, Pembunuh Berantai Sadis di London yang Sosoknya Kini Masih Menjadi Misteri

Sabtu, 13 Aug 2022 15:00 WIB

Beauties, adakah di antara kamu yang menyukai kisah misteri di dunia, baik yang sudah ataupun belum terpecahkan? Salah satu kisah yang nggak akan terlupakan dan menarik buat dikulik sampai sekarang adalah serial killer pembunuhan berantai. Bukan hanya mampu menghebohkan publik, peristiwa pembunuhan secara berantai berhasil bikin ngeri sekaligus merinding. 

Sosok Jack the Ripper adalah satu dari sekian banyak serial killer paling terkenal di dunia yang masih menjadi misteri sampai sekarang. Ia dikenal sebagai pembunuh sadis yang tega menghabisi beberapa perempuan kala itu. Lantas siapa Jack the Ripper dan bagaimana kisahnya hingga terungkap sebagai pembunuh berantai? Baca informasinya sampai habis lewat artikel berikut ini, ya!


Siapa itu Jack the Ripper?

Sosok ini dikenal sebagai pembunuh berantai di Inggrisyang kejahatannya sukses bikin publik gempar saat itu. Jack the Ripper merupakan pelaku pembunuhan yang melakukan aksinya pada Agustus sampai November 1888 silam. Seperti dikutip dari British Heritage, Jack the Ripper merupakan sebuah nama samaran seorang pembunuh yang sangat terkenal.


Mengenal sosok Jack the Ripper sebagai pembunuh berantai paling terkenal di dunia.

Bukan hanya karena sosoknya yang tega membunuh korban dengan sadis, tapi Jack the Ripper adalah pembunuh pertama yang berhasil menyedot perhatian media pers kala itu. Banyak media yang meliput kisah si pembunuh. Momen ini menjadikannya sebagai seseorang yang paling ditakuti bahkan memainkan peran besar dalam menyebar kepanikan pada publik.

Saat itu pihak berwenang mendapatkan banyak surat yang mengaku sebagai pembunuh, Beauties. Tapi karena kurangnya bukti, surat-surat itu hanya dianggap sebagai penipuan. Hingga akhirnya seorang bernama George Lusk dari Komite Kewaspadaan Whitechapel menerima surat yang disertai kotak kecil berisi setengah ginjal manusia. Pengirim surat yang menamai dirinya sebagai From Hell atau Dari Neraka ini mengklaim kalau dirinyalah yang memakan setengah bagian dari ginjal itu. Lantas mengapa pembunuh berantai Jack the Ripper bisa dikenal sangat sadis?


Korban dari Jack the Ripper

Ketakutan dan kepanikan publik akan Jack the Ripper bukan tanpa alasan, Beauties. Ini karena dirinya dengan kejam membunuh banyak perempuan. Di antara lusinan perempuan yang terbunuh, pihak wewenang memutuskan ada 5 korban resmi dari Jack the Ripper yang dijuluki sebagai canonical five. Di mana semua tewas dalam kondisi yang mengenaskan dengan tubuh termutilasi.


Korban pembunuhan dari Jack the Ripper.

Melansir dari Britannica, canonical five terdiri dari Mary Ann Nichols yang ditemukan tak bernyawa pada 31 Agustus 1888. Lalu ada Annie Chapman yang jasadnya ditemukan pada 8 September 1888. Elizabeth Stride yang ditemukan tak bernyawa di tanggal 30 September 1888. Catherine (Kate) Eddowes juga ditemukan sama persis pada 30 September 1888. Terakhir ada Mary Jane Kelly yang ditemukan pada 9 November 1888.

Kelima korban pembunuhan Jack the Ripper ini ternyata punya kemiripan satu sama lainnya, Beauties. Menurut keterangan publik saat itu, semua korban Ripper adalah perempuan tuna susila. Di mana saat terjadi pembunuhan, empat di antaranya sedang menjajakan diri di jalanan. Ada juga yang berpendapat kalau Ripper adalah seorang misoginis atau pembenci perempuan. Meskipun begitu hal ini masih menjadi desas-desus yang belum terbukti kebenaranya. Lalu di mana saja Ripper menjalankan aksinya?


Lokasi Tempat Pembunuhan

Jack the Ripper melakukan pembunuhan pada kelima korbannya di tempat yang sama yaitu Whitechapel, sebuah distrik yang ada di Kota London. Masih dilansir dari berbagai sumber sebelumnya, pada masa itu Whitechapel termasuk dalam kawasan dengan ekonomi yang terbilang rendah, Beauties. Lokasi ini menjadi daerah yang kumuh dan padat penduduk dengan kemiskinan terlihat di berbagai sudut.


Lokasi tempat pembunuhan Jack the Ripper.

Meskipun sempat terkenal sebagai lokasi tempat pembunuh berantai legendaris melakukan aksinya, kini Whitechapel justru menjadi destinasi wisatayang banyak dikunjungi oleh turis, Beauties. Bahkan ada jasa travelyang membuka tour 'Jack the Ripper' di mana pengunjung akan diajak menjelajahi berbagai tempat yang dulunya diyakini sebagai lokasi pembunuhan Ripper. Lantas siapa sebenarnya Jack the Ripper?


Sosok di Balik Jack the Ripper

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Jack the Ripper bukanlah nama sebenarnya dari sang pembunuh. Melainkan nama samaran yang sayangnya hingga kini masih menjadi misteri dan belum terpecahkan. Meskipun begitu, ada berbagai teori yang menyebutkan terkait sosok asli di balik nama 'Jack the Ripper', Beauties.


Identitas dibalik pembunuh berantai Jack the Ripper.

Pada saat kasus Ripper menggembarkan publik London kala itu, ada lebih dari 100 orang yang dicurigai. Setelah lebih dari seratus tahun berlalu, kemajuan teknologi ternyata dapat membantu dalam memecahkan sosok asli dari pembunuh berantai Jack the Ripper. The Journal of Forensic Sciences menerbitkan hasil penelitian terkait temuan DNA di syal salah satu korban bernama Catherine Eddowes. Pada syal ini terdapat 'noda forensik' yang dapat dianalisis untuk mengidentifikasi siapa Ripper sebenarnya

Hasil temuan ini mengungkap kalau pria bernama Aaron Kosminski adalah orang yang paling mendekati sebagai pemilik DNA. Sosok ini merupakan pria berusia 23 tahun asal Polandia yang berprofesi sebagai tukang cukur. Saat penelitian ini dilakukan, ilmuwan mengambil DNA dari kerabat dekat Kosminski yang masih hidup.

Hasilnya analisis genetik pun terungkap yang mendukung kalau Kosminski adalah Jack the Ripper. Meskipun begitu, masih ada banyak pro dan kontra di antara ilmuwan lain yang juga ikut menganalisis tentang pembunuh berantai Jack the Ripper ini, Beauties.

https://www.beautynesia.id/life/mengenal-jack-the-ripper-pembunuh-berantai-sadis-di-london-yang-sosoknya-kini-masih-menjadi-misteri/b-260281



Misteri Pembunuhan “Jack the Ripper” di London pada Tahun 1888

by Himalaya  Juli 29, 2023 in Story  132  1  0

Pada akhir abad ke-19, London diguncang oleh serangkaian pembunuhan brutal yang dikenal sebagai “Jack the Ripper” atau “Jack Pembunuh” – salah satu misteri kejahatan paling terkenal dalam sejarah kriminal Inggris. Rentetan pembunuhan ini terjadi pada kuartal terakhir tahun 1888, mengakibatkan kepanikan dan kekhawatiran yang melanda penduduk kota.

Jack the Ripper diyakini bertanggung jawab atas pembunuhan setidaknya lima wanita muda di kawasan East End London. Para korban umumnya adalah wanita yang berprofesi sebagai pekerja malam atau memiliki pekerjaan yang rentan dan tinggal di lingkungan miskin. Mereka tewas dengan cara yang mengerikan.

Pembunuhan oleh Jack the Ripper menghebohkan masyarakat London dan menciptakan atmosfer ketakutan yang luar biasa. Media berlomba-lomba untuk memberitakan pembunuhan ini, dan berbagai teori tentang siapa pelaku sebenarnya pun bermunculan.

Meskipun ada banyak upaya dari polisi untuk menangkap Jack the Ripper, pelaku tidak pernah tertangkap dan identitasnya tetap menjadi misteri hingga hari ini. Sejumlah tersangka telah diusulkan selama bertahun-tahun, tetapi tidak ada bukti yang cukup untuk menetapkan siapa pembunuh sebenarnya.

Kasus Jack the Ripper telah menjadi pusat perhatian banyak buku, film, dan acara televisi, menciptakan beragam teori dan spekulasi tentang identitas asli pembunuh tersebut. Meskipun kasus ini tetap tak terpecahkan, legenda “Jack the Ripper” terus hidup dan tetap menjadi objek ketertarikan banyak orang di seluruh dunia.

Misteri pembunuhan “Jack the Ripper” pada tahun 1888 tetap menjadi salah satu kasus pembunuhan terkenal dalam sejarah. Identitas pembunuhnya tetap menjadi misteri, dan kisahnya telah menjadi bagian dari legenda kriminal Inggris.

https://himalayapost.id/misteri-pembunuhan-jack-the-ripper-di-london-pada-tahun-1888/



Jack the Ripper

Jack The Ripper (bahasa Indonesia: "Jack Si Pencabik") adalah julukan paling terkenal yang diberikan kepada pembunuh berantai tak dikenal yang beraksi di kawasan miskin di sekitar distrik Whitechapel, London, pada tahun 1888. Julukan ini berasal dari sebuah surat yang ditulis oleh seseorang yang mengaku sebagai pembunuh, yang kemudian disebarkan di media. Surat tersebut secara luas diyakini adalah tipuan, dan kemungkinan ditulis oleh seorang jurnalis yang berupaya untuk meningkatkan minat publik terhadap misteri tersebut. Julukan lainnya yang digunakan untuk sang pembunuh pada saat itu adalah "Pembunuh Whitechapel" dan si "Apron Kulit".

Pembunuhan yang dilakukan Ripper umumnya menyasar korban pekerja seks komersial yang berasal dari daerah kumuh dengan cara memotong tenggorokan kemudian memutilasi perut mereka. Hilangnya organ-organ dalam dari tiga korban Ripper memunculkan dugaan bahwa pelaku memiliki pengetahuan anatomi atau bedah. Desas-desus yang menyatakan bahwa pembunuhan ini saling berhubungan merebak pada bulan September dan Oktober 1888, dan beberapa surat yang dikirimkan oleh seseorang yang mengaku sebagai pembunuh diterima oleh media dan Scotland Yard. Surat "From Hell", yang diterima oleh George Lusk dari Whitechapel Vigilance Committee (Komite Kewaspadaan Whitechapel), juga berisikan separo ginjal manusia yang diawetkan, diduga ginjal tersebut merupakan milik salah seorang korban. Karena teknik pembunuhan yang luar biasa brutal, dan karena tingginya penafsiran media terhadap misteri ini, masyarakat semakin percaya bahwa pembunuhan ini merupakan pembunuhan berantai tunggal yang dilakukan oleh "Jack the Ripper".

Luasnya liputan surat kabar terhadap misteri ini menyebabkan Ripper meraih ketenaran internasional. Serangkaian penyelidikan mengenai pembunuhan lainnya yang dikenal sebagai Pembunuhan Whitechapel hingga tahun 1891 tidak mampu menghubungkan peristiwa pembunuhan ini dengan pembunuhan pada tahun 1888, tetapi legenda Jack the Ripper tetap dipercayai. Karena misteri pembunuhan ini tidak pernah terungkap, legenda tersebut semakin kuat, yang turut diiringi dengan penelitian sejarah asli, desas-desus, cerita rakyat, dan sejarah semu. Istilah "ripperologi" diciptakan untuk menggambarkan kajian dan analisis mengenai kasus Ripper. Hingga saat ini, terdapat lebih dari seratus teori mengenai identitas Ripper, dan misteri pembunuhan ini juga telah mengilhami lahirnya berbagai karya fiksi.

Menurut teori seorang ahli criminal profiler, ada probabilitas pembunuh memanifestasikan dirinya membunuh korban untuk menunjukkan suatu kepribadian dirinya yang lain. Kurang diketahui apa maksud si "Jack The Ripper" mengirimkan surat beserta organ tubuh korban setiap kali selesai melakukan pembunuhan.


Latar belakang

Pada pertengahan abad ke-19, Inggris menerima gelombang imigran Irlandia yang memengaruhi jumlah populasi di kota-kota besar di Inggris, termasuk East End, London. Sejak 1882, pengungsi Yahudi dari Eropa Timur dan Ketsaran Rusia juga berdatangan ke kawasan yang sama. Hal ini menyebabkan paroki sipil Whitechapel di East End, London, menjadi semakin penuh sesak. Kondisi pekerjaan dan perumahan memburuk, dan perekonomian kelas bawah mulai berkembang di kawasan ini. Perampokan, kekerasan, dan ketergantungan alkohol sudah menjadi hal yang lumrah di Whitechapel, dan kemiskinan memicu banyak perempuan untuk bekerja di bidang prostitusi. Pada bulan Oktober 1888, Metropolitan Police Service (Layanan Kepolisian Metropolitan) London memperkirakan bahwa terdapat sekitar 1.200 wanita pekerja seks komersial dan 62 rumah bordil di Whitechapel. Permasalahan ekonomi ini juga disertai dengan peningkatan ketegangan sosial. Antara tahun 1886 dan 1889, berbagai aksi demonstrasi terjadi, seperti pada tanggal 13 November 1887, yang menyebabkan semakin meluasnya campur tangan polisi dan kerusuhan massa. Rasisme, kriminalitas, kerusuhan sosial, dan kemiskinan memunculkan persepsi publik bahwa Whitechapel merupakan sarang imoralitas utama di London. Pada tahun 1888, persepsi ini semakin diperkuat dengan terjadinya serangkaian pembunuhan keji dan mengerikan yang dikaitkan dengan "Jack the Ripper", mendapat liputan luas dari media yang belum pernah terjadi sebelumnya.


Pembunuhan

Lokasi dari tujuh Pembunuhan Whitechapel – Osborn Street (kanan tengah), George Yard (kiri tengah), Hanbury Street (atas), Buck's Row (paling kanan), Berner Street (kanan bawah), Mitre Square (kiri bawah), dan Dorset Street (kiri tengah)

Banyaknya serangan terhadap perempuan di East End yang terjadi selama era tersebut menambah ketidakpastian terhadap berapa banyak korban yang dibunuh oleh pelaku yang sama. Sebelas pembunuhan terpisah, yang dimulai pada tanggal 3 April 1888 hingga 13 Februari 1891, disertakan dalam investigasi Metropolitan Police Service London, dan dikenal secara kolektif sebagai "Pembunuhan Whitechapel". Terdapat berbagai opini mengenai pembunuhan ini; apakah saling berkaitan satu sama lainnya, tetapi lima dari sebelas korban pembunuhan Whitechapel, yang dikenal dengan "lima kanonis", diyakini merupakan hasil karya Ripper. Sebagian besar korban memiliki garis luka miring di tenggorokan, dimutilasi di perut dan daerah kelamin, pengambilan organ dalam, dan mutilasi wajah, kesemuanya ini dipercaya sebagai modus operandi khas Jack the Ripper. Dua kasus pertama dalam pembunuhan Whitechapel, dengan korban Emma Elizabeth Smith dan Martha Tabram, tidak termasuk dalam lima kanonis.

Smith dirampok dan dianiaya secara seksual di Osborn Street, Whitechapel, pada tanggal 3 April 1888. Sebuah benda tumpul dimasukkan ke dalam vaginanya, memecahkan peritoneumnya. Ia menderita peritonitis, dan meninggal dunia pada hari berikutnya di London Hospital. Sebelum meninggal, Smith bersaksi bahwa ia diserang oleh dua atau tiga pria, salah satunya adalah remaja. Pembunuhan ini lalu dikaitkan dengan pembunuhan setelahnya oleh media, namun sebagian besar penulis berpendapat bahwa peristiwa ini merupakan kekerasan geng dan tidak berhubungan dengan kasus Ripper.

Tabram dibunuh pada 7 Agustus 1888; ia menderita 39 luka tusukan. Kebiadaban pembunuhan, kurang jelasnya motif, kedekatannya dengan lokasi pembunuhan sebelumnya (George Yard, Whitechapel), serta upaya untuk memperkirakan pembunuhan Ripper berikutnya, membuat polisi menghubungkan kedua kasus ini. Namun, pembunuhan ini berbeda dari pembunuhan kanonis; Tabram tewas ditusuk, bukannya dimutilasi di bagian tenggorokan dan perut. Kebanyakan ahli saat ini tidak mengaitkan pembunuhan Tabram dengan pembunuhan setelahnya karena adanya perbedaan dalam pola luka.

https://id.wikipedia.org/wiki/Jack_the_Ripper

No comments:

Post a Comment