Thursday, February 8, 2024

Great Smog of London 1952

Terkuak, Misteri 'Kabut Pembunuh' 12.000 Jiwa di London pada 1952

Diperbarui 16 Nov 2016, 19:07 WIB

London - Pada 1952, sebuah kabut misterius menyelimuti London, menutup kota itu dengan lapisan tebal polutan yang mencekik jalan napas, lalu membunuh ribuan orang dan hewan.

Selama ini penyebab pasti maut yang menyebar lewat udara tersebut belum diketahui. Namun, belakangan sebuah tim peneliti internasional mengatakan bahwa mereka telah memecahkan misteri tersebut.

Dalam analisis baru, para peneliti menitikberatkan proses kimia yang berkombinasi dengan kabut alami sebagai akibat dari pembakaran batu bara, di mana proses tersebut menciptakan kabut asam mematikan yang mengubah langit menjadi gelap.

Dikutip dari Daily Mail, Rabu (16/11/2016), ketika kabut tersebut pertama kali menyelimuti London pada Desember 1952, warga tak begitu memperhatikannya. Namun beberapa hari kemudian, jarak pandang berkurang hingga menjadi 1 meter di beberapa tempat, transportasi ditutup, dan ribuan orang menderita masalah pernapasan.

Pada awalnya diperkirakan 4.000 orang meninggal karena kabut tersebut, di mana 150.000 lainnya harus menjalani perawatan di rumah sakit. Namun menurut studi lain, diperkirakan kematian akibat peristiwa itu mencapai 12.000 jiwa.

Dengan menggunakan data populasi modern di China, peneliti menentukan bahwa peristiwa itu merupakan hasil dari percampuran partikel asam sulfat dengan kabut alami yang menutupi seluruh London.

"Orang-orang tahu bahwa sulfat adalah kontributor besar untuk kabut tersebut, dan partikel sulfat terbentuk dari sulfur dioksida yang dilepaskan oleh pembakaran batu bara yang digunakan di rumah dan pembangkit listrik, serta sarana lain," ujar Profesor Kimia di Texas A&M University, Renyi Zhang.

"Tapi cara sulfur dioksida berubah menjadi asam sulfat belum jelas," imbuh Zhang.

"Hasil kami menunjukkan bahwa proses ini difasilitasi oleh nitrogen dioksida, yang merupakan produk lain dari hasil pembakaran batu bara, dan awalnya terjadi pada kabut alami," jelas dia.

Zhang mengatakan, aspek kunci lainnya dalam perubahan sulfur oksida menjadi asam sulfat adalah, ia menghasilkan partikel asam yang kemudian menghambat proses tersebut.

"Kabut alami mengandung 10 kali partikel mikrometer lebih besar, dan bentuk asam cukup tipis. Penguapan dari partikel kabut itu menyebabkan partikel kabut asam lebih kecil yang menutupi kota " jelas Zheng.


Polusi Udara di China

Menurut para peneliti, reaksi kimia serupa sering terjadi di China saat ini--negara yang memiliki 16 kota dengan polusi terparah di dunia. Namun, masalah polusi China tidak sepenuhnya sama.

Negara tersebut telah mengalami pertumbuhan industri dan manufaktur besar-besaran selama beberapa dekade, di mana sebagian besar emisinya berasal dari pembangkit listrik, mobil, dan pupuk.

"Perbedaannya di China adalah kabut tipis dimulai dari nanopartikel yang lebih kecil, dan proses pembentukan sulfat hanya bisa terjadi dengan amonia untuk menetralisir partikel," ujar Zhang.

"Di China, sulfur dioksida biasanya dihasilkan oleh pembangkit listrik, nitogren dioksida dari pembangkit listrik dan mobil, sera amonia berasal dari penggunaan pupuk dan mobil."

Warga mengenakan masker saat kabut asap menyelimuti Beijing, China, Senin (30/11). Pemerintah setempat mengumumkan keadaan siaga dan menyarankan warga Beijing untuk berada dalam rumah karena kandungan polusi udara yang berbahaya. 

"Sekali lagi, proses kimia yang tepat harus saling mempengaruhi dalam kabut mematikan yang terjadi di China. Sementara kabut London memiliki tingkat keasaman tinggi, kabut China pada dasarnya netral," tambah dia.

Kabut mematikan yang terjadi di London pada 1952 dianggap polusi udara paling mematikan sepanjang sejarah Eropa. Peristiwa itu mendorong penerimaan Clean Air Act pada 1956 oleh Parlemen Inggris.

Dengan memecahkan misteri kabut di London, para peneliti mengatakan bahwa itu juga bisa menambah wawasan yang dapat membantu mencari solusi adanya polusi udara di China.

"Adanya pemahaman yang lebih baik tentang kimia udara memegang kunci untuk mengembangkan tindakan peraturan yang efektif di China," ujar Zhang.

"Pengurangan emisi nitrogen oksida dan amonia tampaknya efektif dalam memutuskan proses pembentukan sulfat," imbuh dia.

https://www.liputan6.com/global/read/2653685/terkuak-misteri-kabut-pembunuh-12000-jiwa-di-london-pada-1952



Terkuak, Misteri `Kabut Pembunuh` 62 Tahun Silam

16 Nov 2016

Terkuak, Misteri `Kabut Pembunuh` 62 Tahun Silam Kabut Tebal Membuat Kota London Gelap Gulita 

Misteri itu muncul tahun 1952. London tiba-tiba diserang kabut yang menyelimuti kota itu dengan tingkat polusi yang membunuh ribuan orang dan hewan. Mereka tewas karena kesulitas bernapas. Selama 62 tahun kabut pembunuh itu menjadi misteri. Hingga tim peneliti dari berbagai negara mengklaim telah menemukan jawaban dari misteri tersebut.

Mereka berhasil menguak tabir misteri kabut pembunuh tersebut setelah melihat kasus hampir serupa yang kini melanda beberapa kota besar di China dan negara lain.

Saat pertama kali muncul di Desember 1952, warga London dikejutkan dengan kehadiran kabut yang menyelimuti kota mereka. Hanya dalam hitungan hari, daya pandang masyarakat berkurang tajam hanya sampai tiga kaki.

Alhasil London lumpuh total. Transportasi tak bisa beroperasi dan ribuan orang menderita masalah pernapasan. Kondisi semakin mencekam setelah 4.000 orang meninggal, bersamaan dengan ribuan binatang dan 150 ribu orang dirawat. Studi terakhir menyebutkan ada sekitar 12 ribu warga London tewas karean kabut pembunuh tersebut.

Apa penyebabnya?

Dari pengalaman tersebut, para peneliti kemudian mengaitkan kabut pembunuh tersebut dengan kondisi China yang diselimuti asap.

Dalam analisa terbarunya, para peneliti menilai proses pencampuran kabut alami dan asap pembakaran batu bara telah menciptakan kabut beracun yang membuat langit menjadi gelap. Kabut itu lalu menyelimuti seluruh kota.

"Publik sudah tahu bahwa zat sulfat berkontribusi besar pada kabut, dan partikel sulfur yang beracum terbentuk dari sulfurdioksida yang dilepaskan dari rumah dan pabrik," kata Renyi Zhang, profesor kehormatan dan anggota Harold J. Haynes Chair of Atmospheric Sciences dan profesor kimia dari Texas A&M University.


Ada Misteri tak Terungkap

Meski yakin dengan pemicu munculnya kabut pembunuh, para peneliti belum bisa memastikan mengapa sulfur dioksida berubah menjadi sulfur beracun.

"Hasil penelitian kamu menujukan proses ini difasilitasi oleh nitrogen dioksida, yaitu produk buangan lain dari pembakaran batu bara, dan muncul di awal pembentukan kabut,"

Kabut alami diketahui mengandung banyak partikel berukuran sangat kecil.

China Diambang Bahaya?

Masih menurut para penliti, kandungan kimia serupa beberapa kali terlihat di era modern khususnya di China yang memiliki 16 kota paling tercemar di dunia. Meski masalah polusi di China memang tak bisa dianggap sama dengan kabut pembunuh London.

Perbedaannya, asap di China terbentuk dari partikel nano yang lebih kecil dan proses pembentukan sulfat hanya bisa terjadi saat amonia menetralisir partikel-partikel.

Di china, unsur sulfur dioksida sebagian besar berasal dari pabrik pembangkit listrik sedangkan nitrogen dioksida muncul dari pembangkit dan kendaraan bermotor. Amonia sendiri bersumber dari penggunaan pupuk dan kendaraan bermotor.

"Kabut pembunuh di China hanya akan muncul jika proses pembentukan bahan kimia terbentuk. Menariknya, kabut pembunuh di London mengantung unsur beracun, sementara China masih bersifat netral,"

Peristiwa Kabut Pembunuh 1952 London dikenal sebagai kejadian polusi udara paling mematikan dalam sejarah Eropa. Bahkan peristiwa ini membuat parlemen Inggris mengeluarkan kebijakan Clear Air Act di tahun 1956.

Dengan terpecahkannya misteri kabut pembunuh London, para peneliti berharap bisa membantu China mengatasi masalah ini.

"Kami yakin telah membantu memecahkan misteri kabut London 1952 sekaligus membantu memberikan ide pada China untuk memperbaiki kualitas udaranya,"

https://www.dream.co.id/stories/terkuak-misteri-kabut-pembunuh-62-tahun-silam-161116e.html


Kabut Asap London 1952

Kabut Asap London '52 atau Kabut Asap Besar (bahasa Inggris:The Great Smog) adalah suatu peristiwa polusi udara parah yang melanda Kota London, Inggris pada bulan Desember 1952. Peristiwa ini terjadi pada musim dingin diakibatkan oleh cuaca dingin yang bercampur dengan fenomena meteorologi antisiklon dan kondisi cuaca yang berangin. 

Polusi udara sebagian besar berasal dari penggunaan batubara yang kemudian membentuk lapisan tebal kabut asap di langit kota. Peristiwa ini berlangsung dari hari Jumat, 5 Desember sampai hari Selasa, 9 Desember 1952, dan kemudian tersebar dengan cepat ke seluruh kota setelah perubahan cuaca.

Meskipun menyebabkan gangguan besar pada jarak pandang penglihatan, dan bahkan juga merambah ke area di dalam ruangan, peristiwa ini tidak dianggap sebagai peristiwa penting pada saat itu, karena London telah melalui berbagai peristiwa yang berhubungan dengan polusi udara pada masa lalu. Namun, laporan medis dalam minggu-minggu berikutnya memperkirakan bahwa lebih dari 4.000 orang tewas dan 100.000 lebih mengalami gangguan pernapasan akut akibat menghirup kabut asap. Penelitian yang lebih baru menunjukkan bahwa jumlah korban tewas jauh lebih besar, yaitu sekitar 12.000 jiwa.

Peristiwa ini dianggap sebagai polusi udara terburuk dalam sejarah Inggris, dan menghasilkan pengaruh besar terhadap penelitian lingkungan, peraturan pemerintah, dan kesadaran publik tentang hubungan antara kondisi udara yang bersih dengan kesehatan. Peristiwa Kabut Asap Besar ini menyebabkan beberapa perubahan dalam praktik dan peraturan pemerintah mengenai udara bersih, termasuk dengan disahkannya Undang-Undang Udara Bersih pada tahun 1956.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kabut_Asap_London_1952



Kabut Asap Campur Polusi Batu Bara, 12 Fakta Great Smog of London

20 Aug 21                           

Ini bukan fiksi dan ini bukan fantasi. Ini adalah sebuah peristiwa nyata dari fenomena polusi udara di Bumi, tepatnya di London. Hampir 70 tahun yang lalu, Great Smog of London melanda kota London beserta sekitar delapan juta penduduknya. Kabut asap London ini adalah sebuah tragedi yang diakibatkan oleh cuaca dingin bercampur dengan fenomena meteorologi antisiklon. Selain itu ditambah dengan adanya kondisi cuaca yang berangin serta polusi, menjadikan kabut asap tebal di London.Pada saat kabut membahayakan ini berakhir, ribuan orang tewas. Hal yang paling mengenaskan dari fenomena ini adalah tidak ada yang bisa dilakukan, selain menunggu kabut itu hilang dengan sendirinya. 

Mari kita simak fakta Great Smog of London lebih lanjut. 

1. Terjadinya kabut asap London

Cuaca London yang sangat dingin, ditambah kombinasi dari pembakaran batu bara oleh warga dan pabrik industri menyebabkan kabut asap menumpuk di langit kota. Dari aktivitas ini, London sempat diterpa kegelapan selama 5 hari. Akibat kabut asap ini, aktivitas kota London sempat terhenti. Jarak pandang yang rendah membuat masyarakat kesulitan ketika mengendarai mobil. Di malam hari, lampu pijar yang biasanya menerangi jalan juga tidak banyak membantu. Kisah kabut di kota ini bahkan sampai diangkat dalam salah satu episode di serial The Crown.                                        

2. Istilah 'kabut asap' sudah ditemukan di London pada awal abad ke-20

Kabut asap bukanlah kejadian alami. Kata itu merupakan gabungan dari 'asap' dan 'kabut', yang ditemukan oleh seorang warga London pada tahun 1905. Kabut asap terjadi ketika uap air tercemar dengan berbagai polutan pada peradaban modern karena menjamurnya polusi udara. Polusi ini menciptakan awan tebal yang bercampur elemen terburuk dari asap serta air.Rupanya, sebagian besar warga London memang sudah terbiasa dengan polusi udara sejak tahun 1280an, namun Great Smog menjadi kabut asap terbesar yang pernah menimpa London.

3. Great Smog menyebabkan 4.000 hingga 12.000 kematian manusia

BBC memperkirakan bahwa jumlah kematian akibat kabut asap ini sekitar 12.000 orang, meskipun pada saat itu diperkirakan mendekati 4.000 orang. Angka 4.000 didasarkan pada mereka yang meninggal karena komplikasi paru-paru dan masalah lain yang terkait langsung dengan polusi.Sebuah studi mencatat bahwa ada peningkatan 19,8 persen masyarakat terkena penyakit asma. Terutama pada anak-anak yang selama 12 bulan pertama mereka dilahirkan terkena Great Smog. Selanjutnya, peningkatan 7,9 persen ditemukan pada mereka yang berada dalam kandungan selama peristiwa kabut asap tersebut. Hal ini berkontribusi pada peningkatan angka kematian, bahkan di antara mereka yang selamat.Selain itu, 35 kendaraan mengalami tragedi dalam satu kecelakaan, dan beberapa orang terluka dalam tabrakan lainnya. Sangat sulit untuk memastikan jumlah kematian yang disebabkan oleh kecelakaan akibat kabut asap.

4. Apakah warga London panik saat terjadi Great Smog? 

Salah satu hal menarik tentang Great Smog of London adalah tidak adanya masyarakat yang panik. Pertama, warga London sudah terbiasa dengan kabut asap. Mereka pun menyebut kabut asap sebagai 'sup kacang'. Tidak seperti hari pertama yang agak cuek, di hari ketiga Great Smog, warga London justru mulai cemas dengan kabut asap tersebut. The Verge mengungkapkan bahwa warga London tidak menyadari betapa berbahayanya kabut asap tersebut. Informasi berita belum secepat sekarang, warga tidak mengetahui apa yang sedang terjadi secara keseluruhan.Meskipun mungkin ada teman, anggota keluarga, atau tetangga yang sekarat, mereka tidak mengaitkannya dengan masalah lingkungan yang sedang terjadi pada saat itu.

5. Great Smog of London juga mengandung zat asam berbahaya

Beberapa ilmuwan yakin bahwa zat asam dapat berkontribusi pada kematian selama Great Smog. Meskipun ini tidak dibahas pada saat itu, tapi hal ini telah dieksplorasi oleh para ilmuwan selanjutnya.Menurut sebuah studi oleh para peneliti di Texas A&M, ada kemungkinan bahwa tingkat keasaman yang tinggi menciptakan awan asam sulfat, dan membahayakan mereka yang terpapar polusi.Hujan asam selalu dikaitkan dengan polusi udara. Saat membakar bahan bakar fosil, sulfur dioksida dan nitrogen oksida masuk ke atmosfer. Bahan kimia ini kemudian bercampur dengan air, membentuk asam yang menyerupai hujan, dalam kasus Great Smog, asam ini terperangkap dalam kelembapan kabut itu sendiri. 

6. Inisiatif pemerintah dengan adanya Great Smog

Sebelum Great Smog, industrialisasi London telah berkembang pesat, dan pemerintah mengekspor sebagian besar batu bara unggulannya untuk menghasilkan keuntungan. Dilansir laman History.com, pemerintah tidak segera mengambil tindakan ketika Great Smog terjadi, karena kabut sudah biasa di London. Batu bara dikenal sebagai salah satu sumber bahan bakar paling kotor menurut sifatnya. Berbagai inisiatif batu bara bersih untuk mencoba mengurangi polusi yang dihasilkan batu bara, hanya sedikit yang berhasil. Sayangnya, mencoba membersihkan batu bara justru jauh tidak efisien karena membutuhkan banyak energi tambahan yang harus dikeluarkan.                     

7. Warga London menolak inisiatif pemerintah

Warga London menolak banyak inisiatif dengan berbagai alasan. Contohnya, seperti saat warga tak mau menyingkirkan perapian terbuka karena dianggap tidak adanya sirkulasi udara serta memperburuk kesehatan. Pejabat kesehatan tidak menanggapi masalah ini dengan serius, jadi, warga London terus menggunakan perapian batu bara yang asapnya menggumpal ke lingkungan sekitar.

8. Banyak yang meninggal bukan karena Great Smog itu sendiri

Banyak yang meninggal selama Great Smog London bukan karena kabut asap itu sendiri. Mereka meninggal karena jatuh ke Sungai Thames, lalu tenggelam akibat jarak pandang yang rendah. Membuat banyak pejalan kaki tidak bisa melihat langkah mereka sendiri.London sebagai kota besar, memiliki insiden kecelakaan karena polusi sebelumnya. Salah satunya adalah Great Stink, saat itu Sungai Thames dipenuhi kotoran dan hewan mati. Dari kejadian ini, menyebabkan segala macam penderitaan serta penyakit di masyarakat. Faktanya, Great Stink-lah yang mendorong warga London untuk menjaga sirkulasi udara di rumah agar tetap baik, mereka percaya bahwa bau busuk bisa membunuh mereka.

9. Warga London mengenakan masker selama Great Smog

Mungkin memakai masker selama pandemi COVID-19 dianggap tidak biasa. Namun sebenarnya, penggunaan masker sudah dilakukan warga London pada masanya untuk melindungi diri dari polusi.Baik masker kain maupun masker medis, terlihat di foto-foto selama Great Smog. Masker ini mungkin cukup efektif mengurangi jumlah kabut asap yang masuk ke paru-paru, dan tidak saja digunakan di luar ruangan, tetapi juga di dalam ruangan. Beberapa orang bahkan bereksperimen dengan menggunakan semacam penutup kepala yang terbuat dari bahan transparan.

10. Hewan juga mengalami dampak dari Great Smog

Karena kejadian ini, tercatat 11 sapi betina mati lemas selama peristiwa kabut asap, dan beberapa peternak mengenakan masker gas untuk ternak mereka. Diketahui pula bahwa paru-paru sapi yang mati tersebut berwarna hitam.Kerusakan paru-paru ini juga terjadi pada masyarakat yang tinggal di London pada saat itu, terutama mereka yang tinggal di daerah dengan polusi udara tinggi dalam jangka panjang. Selama Great Smog, burung-burung bahkan menderita karena kabut asap di dataran rendah membuat mereka menabrak gedung.

11. Great Smog masih menjadi polusi terburuk di London, tetapi ada kabut asap lain yang tak kalah membahayakan

Ada beberapa peristiwa kabut mematikan terkait polusi lainnya di London, namun dilansir dari Pusat Lingkungan dan Masyarakat Rachel Carson, kabut asap London dianggap sebagai yang terburuk.Secara global, ada banyak contoh kabut asap berbahaya, seperti St. Louis Smog, Meuse River Valley Smog, dan Donora Smog.Donora Smog terjadi pada tahun 1948, menewaskan 20 orang dan melukai 6.000 orang lainnya — jumlah yang luar biasa mengingat populasi Donora, Pennsylvania, hanya 14.000 pada saat itu. Donora Smog terjadi karena emisi dari pabrik lokal dan kabut asap ini berlangsung selama lima hari.Demikian pula pada tahun 1930, Meuse River Valley Smog (Kabut Asap Lembah Sungai Meuse) menewaskan hingga 60 orang di Belgia. Hal ini terjadi akibat kombinasi dari polusi udara industri dan masalah iklim. St Louis Smog tahun 1939 juga terjadi karena inversi suhu.

12. Upaya untuk mengatasi udara bersih, empat tahun setelah Great Smog of London

Atas kejadian ini, akhirnya pemerintah Inggris melakukan beberapa kontrol terhadap polusi udara London pada tahun 1952. Hasilnya, mereka merilis Clean Air Act atau Undang-Undang Udara Bersih pada tahun 1956. Undang-Undang ini dibuat untuk mengatur emisi domestik serta industri. Peraturannya adalah dengan mengurangi penggunaan batu bara, dan persyaratan untuk memproduksi tungku baru yang lebih ramah lingkungan.Saat ini, batu bara menyumbang sangat sedikit dari energi yang dihasilkan di Inggris. Negara ini mengklaim bahwa sepenuhnya bebas dari batu bara untuk beberapa waktu. Namun, beberapa orang percaya bahwa polusi udara tetap menjadi salah satu ancaman kesehatan terbesar di Inggris.

https://www.idntimes.com/science/discovery/amelia-solekha/fakta-great-smog-of-london-c1c2.

No comments:

Post a Comment