Monday, February 19, 2024

Siklus 7 Abad Nusantara

Bangsa-bangsa besar di masa mendatang adalah bangsa-bangsa yang pernah besar di masa lalu. Karena kehidupan adalah merupakan siklus. Sejarah Nusantara, yang sekarang Indonesia, pernah mengalami dua kali masa kejayaan. 

Pada abad ke-7, Sriwijaya pernah berdiri sebagai kerajaan maritim yang berpengaruh luas bukan hanya atas Sumatera, tetapi juga atas Jawa dan Kalimantan dan bahkan hingga ke Semenanjung Malaysia, Kamboja, Vietnam, Thailand Selatan serta Filipina. 

Pada masa itu Sriwijaya menjadi pusat pembelajaran agama Buddha dan ramai dikunjungi para peziarah dan tokoh-tokoh agama Budha. Dalam politik, Sriwijaya disegani oleh negara-negara lain. Dalam perdagangan, Sriwijaya yang menguasai Selat Malaka dan Selat Sunda mengontrol jalur perdagangan antara dua pusat utama yaitu India dan Cina. Sriwijaya memiliki banyak komoditas antara lain kapur barus, kayu gaharu, kapulaga, gading, emas, dan timah yang membawa kemakmuran bagi Sriwijaya. 

Sriwijaya adalah kerajaan bahari historis yang berasal dari Pulau Sumatra sekitar abad ke-7 sampai abad ke-11. Kehadirannya banyak memberi pengaruh pada perkembangan sejarah Asia Tenggara (terutama dalam kawasan Nusantara barat). Dalam bahasa Sanskerta, sri berarti "bercahaya" atau "gemilang", dan vijaya berarti "kemenangan" atau "kejayaan"; dengan demikian, nama Sriwijaya bermakna "kemenangan yang gilang-gemilang". Lokasi ibukota Sriwijaya dapat dengan akurat disimpulkan berada di Kota Palembang, tepatnya di muara Sungai Musi. Sriwijaya terdiri dari sejumlah pelabuhan yang saling berhubungan di sekitar Selat Malaka.


Tujuh abad kemudian, yaitu pada abad ke-14, Kerajaan Majapahit di bawah pemerintahan Raja Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada berjaya. Dalam Negarakertagama, wilayah kekuasaan Majapahit kala itu mencakup Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Semenanjung Malaysia, Singapura, sebagian Thailand dan sebagian Filipina.

Sedikitnya ada 98 kerajaan di seluruh Nusantara yang kala itu bernaung di bawah kuasa Majapahit. Sedangkan secara ekonomi, Kerajaan Majapahit diketahui telah menghidupkan pelabuhan-pelabuhan penting di sepanjang pantai Jawa sebagai pelabuhan transit.

Seperti di Gresik, Tuban, Jepara, Lasem, Bali, Surabaya, dan Jaratan. Semua pelabuhan itu mengambil alih fungsi pelabuhan transit setelah runtuhnya Kerajaan Sriwijaya.

Hasil alamnya pun sangat melimpah dari mulai beras, rempah, dan garam, merupakan komoditas dagang yang sangat dibutuhkan dunia kala itu. Kerajaan Majapahit juga sudah memulai regulasi perdagangan sampai perpajakan. Tak heran jika kala itu Majapahit memberi kemakmuran kepada rakyatnya akan kemajuan sistem ekonominya.

Tak hanya dari sisi ekonomi, Kerajaan Majapahit juga menyebarkan pengaruhnya lewat budaya dan politik. 


RAJA Hayam Wuruk naik tahta menjadi pemimpin Kerajaan Majapahit di usia muda. Ibunya adalah putri dari Raden Wijaya, pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Majapahit yang bergelar Kertarajasa Jayawardhana. Catatan sejarah, Hayam Wuruk dinobatkan menjadi Raja Majapahit ketika masih berusia sekitar 16-17 tahun. Kakawin Nagarakretagama juga mengisahkan hal demikian perihal naik tahtanya Hayam Wuruk menggantikan ibunya, Tribhuwana Tunggadewi. 

Hayam Wuruk yang memiliki nama lain Raden Tetep sebagaimana dikisahkan Kakawin Pararaton memiliki gelar Abhiseka Sri Rajasanagara ketika naik tahta jadi raja. Gelar itu muncul setelah dinobatkan sebagai yuwaraja di Kahuripan, ialah Sri Rajasanagara. 

Pada Kakawin Nagarakretagama pupuh 1/4 menyatakan, dengan tegas bahwa Dyah Hayam Wuruk lahir pada Tahun Saka 1256 atau sama dengan 1334 Masehi. 

Hayam Wuruk resmi dinobatkan sebagai Raja Majapahit menggantikan ibunya. Pentabalan atau pelantikan Hayam Wuruk berlangsung kira-kira pada pertengahan tahun 1351. Mengingat pada tanggal 27 April 1351 Tribhuwanatunggadewi masih memegang kekuasaan tertinggi sebagai raja Majapahit seperti dinyatakan pada prasasti Singasari. Tribhuwana Tunggadewi masih tetap menjadi penasihat utamanya ketika Hayam Wuruk memegang pimpinan pemerintahan. 


Hayam Wuruk adalah raja terbesar dalam sejarah Kerajaan Majapahit yang memerintah didampingi oleh Patih Gajah Mada. Di bawah kekuasaannya, Kerajaan Majapahit mampu mencapai puncak kejayaannya. Selama 39 tahun (1350-1389 M) berkuasa, Hayam Wuruk disebut-sebut sebagai raja Majapahit terbesar atau paling utama.

Keberhasilannya membawa Majapahit menuju puncak kejayaan tidak lepas dari bantuan Mahapatih Gajah Mada. Pada saat Hayam Wuruk dan Gajah Mada menjalankan pemerintahan, seluruh kepulauan Indonesia bahkan Jazirah Malaka mengibarkan panji-panji Majapahit. Sumpah Palapa yang dinyatakan Gajah Mada pun terlaksana, dengan daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, ditambah Tumasik (Singapura)dan sebagian Kepulauan Filipina.


Setelah Nusantara mengalami kejayaan di abad ke-7 dan abad ke-14, akankah Indonesia akan mengalami siklus kejayaan pada abad ke-21, yaitu antara tahun 2000-2099?.

Lembaga riset bisnis dan ekonomi, The McKinsey Global Institute, menerbitkan laporannya berjudul "The Archipelago Economy: Unleashing Indonesia's Potential" yang menunjukkan dengan jelas kecenderungan kejayaan Indonesia di bidang ekonomi.


Untuk menyongsong hal tersebut, Kementerian PPN/Bappenas menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 dalam mendukung pelaksanaan Visi Indonesia Emas 2045, mewujudkan Indonesia sebagai "Negara Nusantara Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan".

Negara Indonesia saat ini memiliki sebanyak 84,4 juta penduduknya adalah anak-anak yang berada dibawah umur 18 tahun. Anak-anak tersebut diharapkan menjadi generasi Indonesia Emas Tahun 2045. 

Sedikitnya ada tiga hal pokok penting yang akan menjadi acuan untuk menggapai visi Indonesia Emas 2045. Pertama, stabilitas bangsa harus terjaga dengan baik karena tanpanya tidak ada negara yang berhasil menggapai kemakmuran.

Hal kedua, perlunya keberlanjutan dan kesinambungan kepemimpinan. Presiden menganalogikan, kepemimpinan pada sebuah bangsa itu seperti tongkat estafet yang harus bersambung dan bukan dimulai dari nol pada setiap kepemimpinan.

Hal pokok ketiga adalah sumber daya manusia (SDM) yang menjadi kekuatan besar bangsa Indonesia. Presiden mengingatkan bahwa kekuatan besar tersebut jangan hanya unggul dari segi kuantitas, tetapi juga dari segi kualitasnya, baik secara fisik, skill, karakter, disiplin, hingga penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.


Sumber :

https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/siklus-7-abad-kejayaan-indonesia

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/08/22/konon-indonesia-punya-siklus-masa-kejayaan-setiap-7-abad-ini-penjelasannya

https://daerah.sindonews.com/read/1116343/29/kisah-gelar-raja-muda-majapahit-hayam-wuruk-saat-naik-tahta-gantikan-tribhuwana-tunggadewi-1685768761?showpage=all

https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/01/173019279/hayam-wuruk-raja-terbesar-kerajaan-majapahit?page=all.

https://indonesia2045.go.id/

https://www.kemenkopmk.go.id/menuju-indonesia-emas-2045-pemerintah-siapkan-generasi-muda-unggul-dan-berdaya-saing

https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/dari-istana/presiden-paparkan-tiga-hal-penting-untuk-gapai-indonesia-emas-2045

https://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya

No comments:

Post a Comment