Monday, December 11, 2023

Pernahkah Manusia Mendarat di Bulan?

Teknologi di tahun 2000-an ini sudah semakin canggih semenjak tahun 1969, namun mengapa tidak ada pendaratan di Bulan lagi?.

Jangan-jangan tidak pernah ada pendaratan manusia ke bulan?.

Sejak pendaratan pertama di bulan pada tahun 1969, dunia seakan puas oleh peristiwa itu. Berita kesuksesan proyek Apollo 11 hingga Apollo 17 menjadi informasi tunggal bukti kedigdayaan manusia dalam menguasai jagad raya.

Dalam perjalanan waktu, teknologi berkembang pesat. Sayangnya setelah berpuluh-puluh tahun kemudian belum tersiar lagi berita pendaratan manusia di bulan.

Tak heran jika kemudian muncul wacana yang dikenal sebagai teori konspirasi yang mencoba memutarbalikkan bahwa manusia tidak pernah mendarat di bulan. Sebuah wacana yang mengajak kita untuk berani berpikir kritis, benarkah manusia pernah mendarat di bulan.

Adalah Bill Kaysing, yang menunjukkan sejumlah dugaan ketidakkonsistenan dalam rekaman misi Apollo 11 yang kini terkenal di dunia di Bulan dalam rekaman baru yang muncul kembali.

Teori konspirasi tentang pendaratan di Bulan ada dalam buku, We Never Went to the Moon, yang terbit pada tahun 1974.

Hasil investigasinya didasarkan pada kejanggalan yang ada pada rekaman dan foto-foto yang dirilis oleh NASA.

Alih-alih mendarat di bulan, namun pendaratan di bulan sebenarnya difilmkan di studio produksi di Area 51, Nevada.

Hal ini menjadikan teori konspirasi pendaratan Bulan atau sering disebut teori hoaks bulan terbaik merupakan sebuah teori yang menyatakan bahwa manusia tidak pernah mendarat di bulan. 

Faktor pendukung pertama, adalah Radiasi sabuk Van Allen.

Konon untuk mencapai bulan, para astronaut harus melintasi sabuk radiasi Van Allen yang hampir tidak mungkin dilakukan. Sabuk itu terdiri dari partikel dan radiasi kosmik yang tertangkap oleh medan magnetik bumi. Jadi, Tidak akan mungkin melintasi sabuk radiasi itu. 

Faktor pendukung kedua, adalah Bintang-bintang di angkasa.

Pada foto-foto pendaratan di bulan, tidak terlihat adanya bintang-bintang di langit yang menunjukkan bahwa foto tersebut palsu.

Faktor pendukung ketiga, Bayangan yang mengarah ke arah yang berbeda-beda.

Pada beberapa foto pendaratan di bulan menunjukkan arah bayangan yang tidak seragam. Ini menunjukkan adanya lebih dari satu sumber pencahayaan seperti di sebuah studio. Sebab, matahari adalah satu-satunya sumber cahaya di bulan. Seperti beberapa foto yang menunjukkan bayangan batu dan wahana Lunar Lander mengarah ke arah yang berbeda.

Faktor pendukung keempat, Bendera yang berkibar.

Fakta menunjukkan bahwa tidak ada angin di bulan. Namun pada sebuah foto, benderanya dapat berkibar.

Terdapat foto yang sangat terkenal, yaitu peristiwa pengibaran bendera Amerika Serikat oleh astronot Aldrin Buzz. Kita paham bahwa di bulan tidak terdapat udara, oksigen atau angin yang mampu membuat sesuatu dapat berkibar. Namun pada foto ini tampak jelas bahwa bendera Amerika Serikat tersebut berkibar. Anehnya NASA berkilah bahwa angin yang tejadi diakibatkan oleh "angin matahari".

Ruang angkasa mempunyai daya radiasi yang tidak terlihat oleh manusia yang disebut sebagai radiasi kosmik. Sehingga perjalanan ke bulan juga akan dipenuhi akan bencana kosmik oleh atmosfer dan medan magnet bumi.

Bahaya radiasi matahari juga akan meningkat dan menjadi lebih berbahaya jika terjadi penyinaran sinar matahari secara langsung, hal ini akan menjadi ancaman terbesar bagi sang astronot.

Lalu apa yang mendasari hal ini?.

Terlebih jika kita mengetahui bahwa pada tahun 1957 itu terjadi perang dingin antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet alias Rusia sekarang.

Apalagi pada tahun 1961, Uni Soviet telah mampu menerbangkan Yuri Gagarin sebagai manusia pertama yang berhasil terbang ke luar angkasa.

Sehingga, Amerika Serikat sebagai negara adikuasa terasa terusik, sehingga hanya dalam waktu 9 tahun, yaitu pada tahun 1969, Amerika Serikat menjadi negara pertama yang mampu mendaratkan manusia ke bulan.

Namun, sekali lagi hingga di tahun 2020 ini tidak pernah terdengar lagi pendaratan manusia ke bulan, padahal teknologi sudah berkembang pesat lebih canggih.

Diperlukan keberanian berpikir kritis untuk meninjau kembali sejarah yang sudah tertulis. Beberapa fantasi dan spekulasi dalam pikiran kita perlu kita ungkapkan dan pertanyakan kembali.

Bukalah mata hati dan logika.

No comments:

Post a Comment