Saturday, December 16, 2023

Perang Nuklir di Masa Lampau

Kisah perang Mahabharata yang super dahsyat apakah benar merupakan perang nuklir di masa lampau?

PERISTIWA perang Mahabharata pada zaman India kuno kemungkinan besar merupakan sebuah perang berteknologi tinggi semacam perang nuklir.  Karena beberapa bukti-bukti kerusakan akibat pe­rang itu menunjukkan hal tersebut. Spekulasi perang Maha­bha­rata sebagai perang nuklir di­per­kuat dengan adanya pene­muan arkeologis.

Para arkeolog menemukan ba­nyak puing-puing yang telah menjadi batu hangus di atas hulu sungai Gangga yang terjadi pada perang seperti yang dilukiskan di atas. Batu yang besar-besar pada reruntuhan ini dilekatkan jadi satu, permukaannya menonjol dan ce­kung tidak merata.

Jika ingin melebur bebatuan tersebut, dibutuhkan suhu paling ren­dah 1.800 C. Bara api yang bia­sa tidak mampu mencapai suhu seperti ini, hanya pada ledakan nuklir baru bisa mencapai suhu yang demikian.

Di dalam hutan primitif di pe­dalaman India, orang-orang juga me­nemukan lebih banyak rerun­tu­han batu hangus. Tembok kota yang runtuh dikristalisasi, licin se­perti kaca, lapisan luar perabot ru­mah tangga yang terbuat dari ba­tuan di dalam bangunan juga telah dikacalisasi.

Mahabharata, adalah sebuah wi­racarita India kuno yang terkenal, ber­bahasa Sansekerta, yang melu­kiskan tentang konflik keturunan Pandu dan Dritarastra dalam mem­perebutkan takhta kerajaan kira-kira telah lebih dari 5.000 tahun yang lalu.

Kisah berawal dari kehidu­pan dua saudara sepupu yakni Ku­ra­wa dan Pandawa yang hidup di te­pian sungai Gangga.

Perang digambarkan saat Arjuna yang gagah be­ra­ni, duduk dalam Weimana (sa­ra­na terbang yang mirip pesawat ter­bang) dan mendarat di tengah air, lalu meluncurkan Gendewa, se­macam senjata yang mirip rudal, ro­ket yang dapat melepaskan nyala api di atas wilayah musuh, se­perti hujan lebat yang kencang, me­ngepungi musuh, kekuatannya sa­ngat dahsyat.

Dalam sekejap, sebuah baya­ngan yang tebal dengan cepat ter­ben­tuk di atas wilayah Pandawa, ang­kasa menjadi gelap gulita, se­mua kompas yang ada dalam ke­gelapan menjadi tidak berfungsi, ke­mudian badai angin yang dah­syat mulai bertiup, disertai dengan debu pasir, burung-burung berci­cit ­panik seolah-olah langit runtuh, bu­mi merekah.

Matahari seolah-olah bergo­yang di angkasa, panas membara yang mengerikan yang dilepaskan senjata ini, membuat bumi ber­gon­­cang, gunung bergoyang, di ka­wa­san darat yang luas, binatang-bi­natang mati terbakar dan berubah ben­tuk, air sungai kering keron­tang, ikan udang dan lainnya se­mua­nya mati.

Saat roket meledak, suaranya ba­gaikan halilintar, membuat pra­jurit musuh terbakar bagaikan ba­tang pohon yang terbakar hangus. Jika akibat yang ditimbulkan oleh sen­jata Arjuna bagaikan sebuah ba­dai api, maka akibat serangan yang diciptakan oleh bangsa Aleng­ka juga merupakan sebuah le­dakan nuklir dan racun debu radioaktif.

Ada beberapa penelitian yang berusaha menguak tabir misteri kehidupan manusia di masa lampau ini. Tentang bagaimana kehidupan sosial hingga kemajuan ilmu dan teknologi mereka. 

Beberapa Seloka dalam kitab Wedha dan Jain secara eksplisit dan lengkap menggambarkan bentuk dari ‘wahana terbang’ yang disebut ‘Vimana’ yang ciri-cirinya mirip piring terbang masa kini. 

Bukti ilmiah peradaban Veda. Bukti-bukti arkeologis, geologis telah terungkap dari penemuan fosil-fosil maupun artefak- alat yang digunakan manusia pada masa itu telah terbukti menunjukkan bahwa peradaban manusia modern telah ada sekitar ratusan juta bahkan miliaran tahun yang lalu. 

Dari berbagai belahan dunia termasuk juga dari Indonesia telah dapat mengungkapkan misteri peradaban weda tersebut secara bermakna. Dalam buku tersebut akan banyak ditemukan fosil, artefak- peninggalan berupa kendi, alas kaki, alat masak dan sebagainya yang telah berusia ratusan juta tahun bahkan miliaran tahun, dibuat oleh manusia yang mempunyai peradaban maju, tidak mungkin dibuat oleh kera atau primata yang lebih rendah.

Para arkeolog terkemuka dunia telah sepakat bahwa perang besar di Kuruksetra merupakan sejarah Bharatavarsa (sekarang India) yang terjadi sekitar 5000 tahun yang lalu. 

Semua temuan arkeologis ini sesuai dengan catatan sejarah yang turun-temurun. Kita bisa mengetahui bahwa manusia juga pernah mengembangkan peradaban tinggi di India pada 5.000 tahun silam, bahkan mengetahui cara menggunakan reaktor nuklir, namun oleh karena memperebutkan kekuasaan dan kekayaan serta menggunakan dengan sewenang-wenang, sehingga mereka mengalami kehancuran.

Lagi-lagi perang dan haus kekuasaanlah yang mengakibatkan manusia menjadi terpuruk. Dan hal ini patut kita renungkan lebih seksama sebagai buah pelajaran bahwa mengapa manusia zaman prasejarah yang memiliki sebuah teknologi maju tidak bisa mewariskan teknologinya, malah hilang tanpa sebab, yang tersisa hanya setumpuk jejak saja. 

Semua kesatria yang dikisahkan dalam Mahabharata hampir semuanya hebat dan memiliki senjata dari anugerah Dewa. Senjata itu konon ada yang setara dengan bom atom dan nuklir serta persenjataan dalam peperangan zaman modern. Dalam Mahabharata dikisahkan, para kesatria hebat itu memiliki kemampuan menyusun perang dan menggunakan senjata-senjata sakti dari anugerah Dewa itu. Karenanya, dalam peperangan di Kuruksetra Mahabharata selama 18 hari banyak berjatuhan korban jiwa dari kedua belah pihak, baik Kurawa dan Pandawa. Konon hingga jutaan jiwa melayang. 

No comments:

Post a Comment