Sumber : EraMuslim
Washington - Jika analisa ini benar, maka kemungkinan besar,
orang-orang Yahudi-lah sebagai pelaku penghancuran gedung WTC dan Pentagon,
namun mengalihkan pelaku penghancuran itu pada orang-orang Arab.
Setelah mencermati semua kejadian yang berlangsung, ada
sejumlah hal-hal menarik, antara lain;
Tersangka utama Adnan dan Amir Bukhari sebagaimana yang
resmi diumumkan pemerintah AS, terbukti kemudian tidak benar. Amir Bukhari
telah tewas setahun lalu dalam suatu kecelakaan pesawat terbang.
Pembajak yang yang disebutkan FBI mati dalam kasus
penabrakan pesawat ke gedung WTC, ternyata ditemukan masih hidup di Arabia. Ia tidak terlibat, dan KTP-nya
dicuri saat ia berada di USA. Mossad kemungkinan besar dapat mencuri KTP
tersebut.
Barbara
Olson salah satu saksi mata, tak pernah menyebut-nyebut satupun nama-nama orang
Arab dalam peristiwa berdarah tersebut.
Selanjutnya, dalam suatu laporan di InformationTimes.com,
disebutkan 4000 pegawai WTC keturunan Israel absen pada hari terjadinya
serangan berdarah di New York. Laporan di situs itu memaparkan kejadiannya
sebagai berikut.
Dengan diumumkannya serangan pada WTC New York, seluruh
media internasional, khususnya media Israel, bergegas mengambil keuntungan dari
insiden tersebut. Media massa Israel semula menuliskan suasana berkabung atas
matinya 4000 pegawai Israel yang bekerja pada dua menara itu. Tapi tiba-tiba,
tak satupun dari 4000 orang itu disebutkan termasuk dalam daftar korban tragedi
WTC New York.
Kemudian teka-teki itu menjadi clear, saat diketahui bahwa
ternyata mereka telah diingatkan untuk tidak masuk kantor pada hari insiden itu
terjadi.
Tak satupun disebutkan adanya orang Israel yang tewas atau
luka dalam tragedi serangan berdarah itu. Sumber-sumber diplomatik Arab
mengungkapkan pada harian al-Watan, Jordania, bahwa orang-orang Israel yang
absen pada hari itu, atas peringatan dari Aparat Keamanan Israel, Shabak.
Fakta inilah yang menimbulkan kecurigaan para pejabat Amerika
yang ingin mengetahui, bagaimana bisa pemerintah Israel mempelajari insiden
tersebut sebelum terjadi. Atas dasar alasan tersebut, fakta yang sesungguhnya
itu tidak pernah diinformasikan penguasa AS. Jadi daftar tersangka kasus
penghancuran WTC dan Pentagon yang keburu beredar itu adalah keliru belaka.
Kecurigaan kian mengembang setelah harian Israel Yadiot
Ahranot mengungkap bahwa Shabak telah mencegah PM Ariel Sharon agar tidak
melakukan perjalanan ke New York, khususnya ke kota pantai sebelah timur untuk
berpartisipasi dalam sebuah festival yang diorganisasi oleh
organisasi-organisasi Zionis yang mendukung Israel.
Aharon Bernie, komentator pada harian itu mengangkat isu
tersebut dan menyimpulkannya secara negatif. Bernie tidak memberi kesimpulan
tentang kejadian itu. Ia memang mengakui adanya peran Shabak di balik urungnya
Sharon berpartisipasi dalam acara festival di New York. Tapi lagi-lagi ia tak
memberi komentar apapun.
Bernie menambahkan bahwa Sharon, memang gembira ketika
diminta untuk memberikan pidatonya pada puncak festival. Tapi kemudian Sharon
meminta pimpinan organisasi untuk menghubungkan Shabak, agar merubah posisinya.
Hari berikutnya setelah sekretaris Sharon secara resmi mengumumkan, ternyata
terbukti Sharon tidak jadi berpartisipasi pada hari terjadinya insiden.
Terkait dengan itu, harian Israel Ha'aretz mengungkapkan
bahwa FBI menangkap 5 orang Israel 4 jam setelah terjadinya serangan pada
Menara Kembar WTC. Kelima orang itu ditangkap saat sedang memfilmkan peristiwa
terbakarnya gedung pencakar langit itu dari atap kantor mereka.
FBI menangkap kelima orang tersebut karena gelagatnya
mencurigakan. Mereka dikatakan telah mengambil gambar saat terjadinya tragedi
itu dengan video, yang diinterpretasikan sebagai bentuk sorak-sorai dan kepuasan
orang-orang Yahudi.
No comments:
Post a Comment