Wednesday, May 22, 2024

Keberadaan Awal Kota Surabaya

Lima Sumber Sejarah Penting yang Menunjukkan Keberadaan Awal Kota Surabaya


Surabaya, salah satu kota terbesar di Indonesia, memiliki sejarah yang kaya dan panjang. Penelusuran dan kajian oleh Tim Begandring Soerabaia mengungkap lima sumber sejarah yang penting yang mengacu pada satu kawasan yang sama, yaitu kawasan delta sungai di antara Sungai Kalimas dan Pegirian. Berikut adalah kelima sumber tersebut:


Prasasti Canggu atau Trowulan I (1358 M)


Deskripsi dan Lokasi: Prasasti Canggu menyebutkan Surabaya sebagai "Curabhaya," sebuah desa di tepian sungai yang menyediakan jasa penyeberangan. Prasasti ini merupakan piagam kerajaan yang dikeluarkan oleh Raja Hayam Wuruk.

Detail Fisik Prasasti: Terbuat dari tembaga, dengan ukuran 36.5 x 10.5 cm, dan ditemukan di Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Isi Prasasti: Prasasti ini mencatat "Curabhaya" sebagai salah satu desa penyeberangan di tepi sungai yang penting dalam jaringan transportasi dan perdagangan pada masa itu.

Kitab Negara Kertagama (1365 M)


Penulis: Ditulis oleh Mpu Prapanca pada masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk.

Isi Kitab: Kitab ini mendeskripsikan berbagai wilayah di kerajaan Majapahit, termasuk Surabaya. Diceritakan bahwa Hayam Wuruk selalu singgah di Surabaya dalam perjalanannya dari Jenggala.

Relevansi: Kitab ini menunjukkan bahwa Surabaya sudah menjadi tempat yang penting dalam jaringan wilayah Majapahit, berdekatan dengan laut dan sungai.

Buku Ying-Yai Sheng-Lan (1433 M)


Penulis: Ditulis oleh Ma Huan, juru tulis Laksamana Cheng Ho.

Deskripsi Surabaya: Surabaya disebut sebagai "Su-lu-ma-i," tempat persinggahan armada Cheng Ho. Dari Surabaya, Cheng Ho melanjutkan perjalanan melalui sungai Kalimas menuju Majapahit.

Pentingnya Buku: Buku ini memberikan gambaran bahwa Surabaya sudah menjadi pelabuhan penting pada abad ke-15, menjadi pintu masuk ke wilayah Majapahit.

Buku "Er Werd Een Stad Geboren" (1953 M)


Penulis: GH Von Faber, seorang sejarawan dan budayawan Belanda.

Isi Buku: Buku ini menceritakan awal mula terbentuknya Kota Surabaya, mengidentifikasi kawasan delta sungai antara Kalimas dan Pegirian sebagai tempat permukiman baru sejak tahun 1275 M.

Relevansi Sejarah: Buku ini mengaitkan perkembangan awal Surabaya dengan deskripsi dari Prasasti Canggu dan Kitab Negara Kertagama, menunjukkan konsistensi sejarah dari berbagai sumber.

Penemuan Sumur Jobong (2018)


Lokasi Penemuan: Ditemukan di kampung Pandean I, kelurahan Peneleh, kecamatan Genteng, Surabaya.

Deskripsi: Sumur kuno dari tanah liat yang digunakan untuk keperluan domestik dan ritual kematian. Uji karbon menunjukkan bahwa sumur ini sudah ada sejak tahun 1430.

Signifikansi: Penemuan ini memberikan bukti arkeologis langsung tentang keberadaan permukiman dan aktivitas masyarakat di Surabaya pada abad ke-15.

Selain sumber-sumber sejarah ini, nama Surabaya juga sering dikaitkan dengan mitos pertarungan antara ikan Suro (hiu) dan Baya (buaya), yang menjadi ikon kota hingga saat ini. Meskipun belum ditemukan literatur sejarah yang pasti, nama Surabaya diduga berasal dari "Hujunggaluh," sebuah pelabuhan penting pada masa Majapahit yang kemudian berganti nama menjadi "Curabhaya."


Keberadaan Surabaya sebagai kota pelabuhan strategis sudah diakui sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang hingga menjadi salah satu kota terbesar dan terpenting di Indonesia saat ini. Berbagai sumber sejarah ini tidak hanya mengungkap asal-usul kota tetapi juga menunjukkan peran pentingnya dalam sejarah maritim dan perdagangan di Nusantara.


Sumber :

https://optika.id/news-48715-pancamula-sejarah-surabaya-5-sumber-dan-bukti-sejarah-awal-mula-surabaya

https://news.okezone.com/read/2014/02/27/522/947461/masih-misteri-dari-hujunggaluh-menjelma-menjadi-surabaya

https://nasional.okezone.com/read/2023/06/24/337/2836534/kisah-nama-surabaya-tercantum-di-negara-kretagama-yang-ditulis-mpu-prapanca?page=2

No comments:

Post a Comment