Wednesday, May 29, 2024

Asal Usul Hari Jadi Surabaya

Surabaya: Kota Pahlawan dengan Sejarah Heroisme dan Perdagangan.

Surabaya, kota yang dikenal sebagai Kota Pahlawan, memiliki sejarah panjang yang kaya akan nilai-nilai kepahlawanan dan peran penting dalam perdagangan. Nama "Surabaya" berasal dari kata "sura" (berani) dan "baya" (bahaya), yang secara harfiah berarti berani menghadapi bahaya. Nilai-nilai heroisme ini telah menjadi bagian integral dari identitas kota sejak awal berdirinya.

Pertempuran Raden Wijaya dan Pasukan Mongol.

Salah satu peristiwa bersejarah yang meneguhkan nilai kepahlawanan Surabaya adalah pertempuran antara Raden Wijaya dan pasukan Mongol yang dipimpin oleh Kubilai Khan pada tahun 1293. Pertempuran ini terjadi di sebuah pelabuhan yang kini menjadi bagian dari Kota Surabaya. Tanggal pertempuran tersebut, 31 Mei, diabadikan sebagai hari berdirinya Kota Surabaya hingga saat ini.

Kawasan Kembang Jepun dan Pertempuran 10 November 1945.

Heroisme masyarakat Surabaya paling tergambar jelas dalam pertempuran 10 November 1945. Arek-arek Suroboyo, sebutan untuk orang Surabaya, dengan keberanian luar biasa melawan pasukan Sekutu yang bersenjata canggih, hanya dengan berbekal bambu runcing. Puluhan ribu warga Surabaya gugur dalam pertempuran ini, membela tanah air mereka. Peristiwa heroik ini kemudian diabadikan sebagai Hari Pahlawan, mengukuhkan Surabaya sebagai Kota Pahlawan.

Surabaya sebagai Kota Perdagangan dan Pelabuhan.

Sejarah Surabaya juga erat kaitannya dengan aktivitas perdagangan. Secara geografis, Surabaya memang diciptakan sebagai kota dagang dan pelabuhan. Pada masa Kerajaan Majapahit, Surabaya menjadi pelabuhan gerbang utama yang sangat penting. Letaknya di pesisir utara Pulau Jawa membuatnya berkembang menjadi pusat perdagangan yang vital pada abad ke-14.

Pada masa kolonial, letak strategis Surabaya membuat pemerintah kolonial Belanda menjadikannya pelabuhan utama pada abad ke-19. Surabaya berperan sebagai pusat pengumpulan hasil produksi perkebunan dari pedalaman Jawa Timur untuk diekspor ke Eropa.

Kontroversi Penetapan Hari Jadi Kota Surabaya.

Hari ulang tahun Kota Surabaya pernah diperingati setiap tanggal 1 April, sesuai penetapan pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1906. Namun, pada tahun 1975, Pemkot Surabaya merevisi tanggal tersebut menjadi 31 Mei, berdasarkan peristiwa pengusiran tentara Tartar oleh Raden Wijaya pada tahun 1293.

Perubahan tanggal ini didorong oleh keinginan untuk menghilangkan jejak kolonial. Tim khusus yang terdiri dari para sejarawan dibentuk untuk menetapkan tanggal 31 Mei sebagai Hari Ulang Tahun Surabaya. Namun, penetapan ini juga menimbulkan polemik karena tidak ada bukti pasti bahwa peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 31 Mei, dan nama Surabaya sendiri tidak disebutkan dalam peristiwa tersebut.

Peran Penting dalam Sejarah dan Perdagangan.

Meski ada kontroversi terkait tanggal berdirinya, Surabaya tetap memiliki sejarah yang kaya dan berperan penting dalam perkembangan perdagangan di Indonesia. Prasasti Canggu yang tertulis pada tanggal 7 Juli 1358, serta catatan dalam Negarakertagama yang menyebutkan kunjungan Raja Hayam Wuruk ke Surabaya pada tahun 1365, menegaskan keberadaan dan signifikansi Surabaya dalam sejarah.

Surabaya juga memainkan peran penting dalam administrasi pemerintahan kolonial. Tanggal 1 April 1906 ditetapkan sebagai penetapan administrasi Pemerintahan Kota Surabaya oleh pemerintah kolonial Belanda. Namun, 31 Mei tetap diperingati sebagai hari berdirinya Kota Surabaya menurut versi pemerintah kota saat ini.

Kesimpulan.

Surabaya adalah kota dengan sejarah yang kaya akan heroisme dan perdagangan. Dari pertempuran Raden Wijaya melawan pasukan Mongol hingga pertempuran 10 November 1945, nilai-nilai kepahlawanan selalu menjadi bagian dari identitas kota ini. Sebagai pusat perdagangan dan pelabuhan sejak masa Majapahit hingga era kolonial, Surabaya terus berkembang dan berperan penting dalam sejarah Indonesia. Meskipun terdapat kontroversi mengenai tanggal berdirinya, semangat dan keberanian arek-arek Suroboyo tetap menjadi inspirasi bagi generasi masa kini dan mendatang.


Sumber :

https://surabaya.go.id/id/page/0/4758/sejarah-kota-%09%09surabaya

https://www.detik.com/jatim/budaya/d-6104380/sejarah-tanggal-31-mei-hingga-dipilih-sebagai-hari-jadi-kota-surabaya

https://www.detik.com/jatim/berita/d-6104052/tahu-kah-kamu-ternyata-ada-3-versi-hari-ulang-tahun-surabaya

Tuesday, May 28, 2024

Perbedaan Pailit dan Bangkrut: Memahami Kondisi Keuangan Perusahaan.



Ketika berbicara tentang kondisi keuangan perusahaan yang sedang mengalami masalah, istilah "pailit" dan "bangkrut" seringkali digunakan secara bergantian. Namun, kedua istilah ini memiliki arti dan implikasi hukum yang berbeda. Memahami perbedaan antara pailit dan bangkrut dapat membantu pelaku bisnis mengelola perusahaan dengan lebih baik dan menghindari situasi yang merugikan.


Pailit: Status Hukum dan Kondisi Keuangan.

Pailit adalah kondisi di mana perusahaan dinyatakan tidak mampu membayar utangnya yang telah jatuh tempo. Ini diatur dalam UU No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Berdasarkan undang-undang ini, sebuah perusahaan dapat dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga jika:

  • Memiliki dua atau lebih kreditur.
  • Tidak membayar sedikitnya satu utang yang telah jatuh tempo.
  • Permohonan pailit dapat diajukan oleh perusahaan sendiri atau oleh kreditur.

Setelah dinyatakan pailit, aset perusahaan akan dikelola oleh kurator yang ditunjuk dan diawasi oleh Pengadilan Niaga. Aset-aset tersebut akan dijual untuk melunasi utang. Proses ini dimulai dengan sidang kepailitan yang harus dilaksanakan paling lambat 20 hari setelah permohonan didaftarkan. Jika perusahaan merasa keputusan pailit tidak adil, mereka dapat mengajukan kasasi di Mahkamah Agung.


Bangkrut: Kondisi Keuangan yang Tidak Sehat.

Bangkrut, di sisi lain, merujuk pada kondisi keuangan perusahaan yang benar-benar tidak sehat, di mana perusahaan tidak mampu lagi menjalankan operasionalnya karena menderita kerugian besar. Bangkrut seringkali disebabkan oleh kerugian terus-menerus yang tidak bisa ditangani oleh manajemen perusahaan.


Tanda-tanda kebangkrutan meliputi.

  • Indikator manajerial dan operasional yang menunjukkan penurunan signifikan.
  • Pertumbuhan ekonomi yang rendah, yang dapat melemahkan peluang bisnis.

Dalam sidang Mahkamah Konstitusi pada perkara No 18/PUU-VI/2008, kebangkrutan dapat disebabkan oleh dua faktor utama,

Faktor eksternal: Seperti kebijakan IMF yang menutup sejumlah bank di Indonesia pada tahun 1998, yang berdampak luas pada pengusaha dan pekerja.

Mismanajemen: Kesalahan dalam pengelolaan perusahaan yang menyebabkan kerugian besar.


Penyelesaian dan Dampak.

Perusahaan yang dinyatakan bangkrut oleh pengadilan masih bisa beroperasi di bawah pengawasan pengadilan dan mendapatkan perlindungan terhadap kreditur sampai kondisi perusahaan membaik. Jika perusahaan mampu melakukan restrukturisasi dan kembali meraih profit, status kebangkrutannya bisa dicabut. Alternatif lainnya, perusahaan dapat diambil alih oleh pihak ketiga.


Menghindari Pailit dan Bangkrut.

Meskipun perbedaan antara pailit dan bangkrut cukup signifikan, keduanya dapat dihindari dengan langkah-langkah yang tepat:

Mengatur Keuangan: Memastikan pengelolaan keuangan yang baik untuk menjaga arus kas yang sehat.

Tidak Tergoda dengan Usaha Perusahaan Lain: Fokus pada strategi dan kekuatan bisnis sendiri.

Memisahkan Uang Pribadi dan Uang Bisnis: Menghindari pencampuran keuangan pribadi dengan keuangan perusahaan.

Menciptakan Strategi yang Efektif dan Efisien: Mengembangkan rencana bisnis yang kuat dan adaptif.

Mengikuti Program Pelatihan: Terus belajar dan mengikuti pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola bisnis.


Kesimpulan.

Pailit dan bangkrut adalah kondisi keuangan yang dapat mengancam keberlangsungan perusahaan, namun keduanya memiliki perbedaan mendasar dalam segi hukum dan penyebab. Dengan pengelolaan keuangan yang baik dan strategi bisnis yang tepat, perusahaan dapat menghindari kedua kondisi tersebut dan menjaga stabilitas serta pertumbuhannya di tengah tantangan ekonomi.

Wednesday, May 22, 2024

Misteri Nama Surabaya: Dari Hujunggaluh hingga Curabhaya.

Misteri Nama Surabaya: Dari Hujunggaluh hingga Curabhaya.

Kota Surabaya, yang kini dikenal sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia, memiliki sejarah panjang yang penuh teka-teki. Meski belum ditemukan literatur sejarah yang pasti, nama Surabaya dahulu dikenal dengan nama Hujunggaluh atau Ujunggaluh. Namun, kapan tepatnya nama Hujunggaluh berubah menjadi Surabaya masih menjadi misteri.


Hujunggaluh pada Masa Majapahit.

Hujunggaluh merupakan nama pelabuhan penting pada masa Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1293 Masehi. Pada masa itu, Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit yang juga dikenal sebagai Kertarajasa Jaya Wardhana, berhasil mengusir tentara Tar Tar dari pelabuhan tersebut. Pelabuhan ini menjadi saksi bisu dari keberhasilan Raden Wijaya mengamankan wilayahnya dari serangan asing.

Namun, seiring berjalannya waktu, terutama pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk, nama Hujunggaluh mulai menghilang dan berganti nama menjadi Curabhaya. Transformasi nama ini tercatat dalam prasasti Trowulan I yang berangka tahun 1280 Saka atau 1358 Masehi.


Prasasti Trowulan I dan Kitab Negara Kretagama.

Yousri Raja Agam, penulis buku "Sejarah Kota Surabaya," mengungkapkan bahwa Raja Hayam Wuruk sering singgah di Curabhaya. Hal ini juga didukung oleh Kitab Negara Kretagama karya Empu Prapanca, yang menyebutkan perjalanan Hayam Wuruk ke wilayah Jenggala, yang saat ini dikenal sebagai Sidoarjo. Dalam kitab tersebut, disebutkan bahwa Hayam Wuruk sering berkunjung ke Curabhaya sebelum melanjutkan perjalanannya ke Buwun, yang kini diduga sebagai Bawean.


Dalam pupuh XVII bait ke-5 Kitab Negara Kretagama, tertulis:.

“Yen ring Janggala Lok Sabha n rpati ring Curabhaya terus ke Buwun,”

yang artinya, "Jika di Jenggala di laut, raja tinggal di Surabaya terus ke Buwun yang saat ini Bawean."

atau lengkapnya dalam bahasa Indonesia, adalah:

Atau pergilah beliau bersembah bakti ke hadapan Hyang Acalapati, Biasanya terus menuju Blitar, Jimur mengunjungi gunung-gunung permai, Di Daha terutama ke Polaman, ke Kuwu dan Lingga hingga desa Bangin, Jika sampai di Jenggala, singgah di Surabaya, terus menuju Buwun.


Pertempuran Raden Wijaya dan Tentara Tar Tar.

Dalam beberapa catatan sejarah perjalanan Prabu Hayam Wuruk, nama Hujunggaluh tidak pernah disebutkan lagi. Justru nama Curabhaya atau Surabaya yang sering muncul. Nama Curabhaya juga tercantum dalam prasasti Trowulan I, yang mencatat bahwa Surabaya sudah ada sejak zaman dulu, masih berupa desa di tepi Sungai Brantas.

Dikisahkan bahwa pertempuran antara Raden Wijaya melawan pasukan Tar Tar dari Dinasti Mongol terjadi di sepanjang aliran sungai hingga muara Sungai Kalimas, yang kini dikenal sebagai Tanjung Perak atau Ujunggaluh. Menurut kitab Pararaton, pasukan Mongol yang dipimpin Ike Mese diusir dari Pulau Jawa, dengan pertempuran terakhir terjadi di Pelabuhan Ujunggaluh, di mana pasukan Raden Wijaya meraih kemenangan.


Penipuan Cerdik Raden Wijaya.

Dalam cerita lain dari Kitab Negara Kretagama, Raden Wijaya dengan cerdik meminta izin kepada Ike Mese untuk kembali ke Majapahit guna menyiapkan upeti bagi Kaisar Kubilai Khan, sebagai wujud penyerahan dirinya. Ike Mese, tanpa curiga, mengizinkannya. Namun, dalam perjalanan kembali, Raden Wijaya dan pasukannya menghabisi para perwira dan pengawal Mongol yang menyertainya, kemudian menyerbu pasukan Mongol yang tersisa di Daha.


Kesimpulan

Perubahan nama dari Hujunggaluh menjadi Surabaya masih menyimpan misteri. Namun, berbagai sumber sejarah, seperti prasasti Trowulan I dan Kitab Negara Kretagama, memberikan petunjuk penting tentang perkembangan dan signifikansi wilayah ini dalam sejarah Kerajaan Majapahit. Surabaya, yang kini dikenal sebagai Kota Pahlawan, memiliki warisan sejarah yang kaya dan penuh makna, dari masa kejayaan Majapahit hingga menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan yang strategis di Nusantara.


Sumber :

https://id.wikisource.org/wiki/Kakawin_Nagarakretagama

Keberadaan Awal Kota Surabaya

Lima Sumber Sejarah Penting yang Menunjukkan Keberadaan Awal Kota Surabaya


Surabaya, salah satu kota terbesar di Indonesia, memiliki sejarah yang kaya dan panjang. Penelusuran dan kajian oleh Tim Begandring Soerabaia mengungkap lima sumber sejarah yang penting yang mengacu pada satu kawasan yang sama, yaitu kawasan delta sungai di antara Sungai Kalimas dan Pegirian. Berikut adalah kelima sumber tersebut:


Prasasti Canggu atau Trowulan I (1358 M)


Deskripsi dan Lokasi: Prasasti Canggu menyebutkan Surabaya sebagai "Curabhaya," sebuah desa di tepian sungai yang menyediakan jasa penyeberangan. Prasasti ini merupakan piagam kerajaan yang dikeluarkan oleh Raja Hayam Wuruk.

Detail Fisik Prasasti: Terbuat dari tembaga, dengan ukuran 36.5 x 10.5 cm, dan ditemukan di Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Isi Prasasti: Prasasti ini mencatat "Curabhaya" sebagai salah satu desa penyeberangan di tepi sungai yang penting dalam jaringan transportasi dan perdagangan pada masa itu.

Kitab Negara Kertagama (1365 M)


Penulis: Ditulis oleh Mpu Prapanca pada masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk.

Isi Kitab: Kitab ini mendeskripsikan berbagai wilayah di kerajaan Majapahit, termasuk Surabaya. Diceritakan bahwa Hayam Wuruk selalu singgah di Surabaya dalam perjalanannya dari Jenggala.

Relevansi: Kitab ini menunjukkan bahwa Surabaya sudah menjadi tempat yang penting dalam jaringan wilayah Majapahit, berdekatan dengan laut dan sungai.

Buku Ying-Yai Sheng-Lan (1433 M)


Penulis: Ditulis oleh Ma Huan, juru tulis Laksamana Cheng Ho.

Deskripsi Surabaya: Surabaya disebut sebagai "Su-lu-ma-i," tempat persinggahan armada Cheng Ho. Dari Surabaya, Cheng Ho melanjutkan perjalanan melalui sungai Kalimas menuju Majapahit.

Pentingnya Buku: Buku ini memberikan gambaran bahwa Surabaya sudah menjadi pelabuhan penting pada abad ke-15, menjadi pintu masuk ke wilayah Majapahit.

Buku "Er Werd Een Stad Geboren" (1953 M)


Penulis: GH Von Faber, seorang sejarawan dan budayawan Belanda.

Isi Buku: Buku ini menceritakan awal mula terbentuknya Kota Surabaya, mengidentifikasi kawasan delta sungai antara Kalimas dan Pegirian sebagai tempat permukiman baru sejak tahun 1275 M.

Relevansi Sejarah: Buku ini mengaitkan perkembangan awal Surabaya dengan deskripsi dari Prasasti Canggu dan Kitab Negara Kertagama, menunjukkan konsistensi sejarah dari berbagai sumber.

Penemuan Sumur Jobong (2018)


Lokasi Penemuan: Ditemukan di kampung Pandean I, kelurahan Peneleh, kecamatan Genteng, Surabaya.

Deskripsi: Sumur kuno dari tanah liat yang digunakan untuk keperluan domestik dan ritual kematian. Uji karbon menunjukkan bahwa sumur ini sudah ada sejak tahun 1430.

Signifikansi: Penemuan ini memberikan bukti arkeologis langsung tentang keberadaan permukiman dan aktivitas masyarakat di Surabaya pada abad ke-15.

Selain sumber-sumber sejarah ini, nama Surabaya juga sering dikaitkan dengan mitos pertarungan antara ikan Suro (hiu) dan Baya (buaya), yang menjadi ikon kota hingga saat ini. Meskipun belum ditemukan literatur sejarah yang pasti, nama Surabaya diduga berasal dari "Hujunggaluh," sebuah pelabuhan penting pada masa Majapahit yang kemudian berganti nama menjadi "Curabhaya."


Keberadaan Surabaya sebagai kota pelabuhan strategis sudah diakui sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang hingga menjadi salah satu kota terbesar dan terpenting di Indonesia saat ini. Berbagai sumber sejarah ini tidak hanya mengungkap asal-usul kota tetapi juga menunjukkan peran pentingnya dalam sejarah maritim dan perdagangan di Nusantara.


Sumber :

https://optika.id/news-48715-pancamula-sejarah-surabaya-5-sumber-dan-bukti-sejarah-awal-mula-surabaya

https://news.okezone.com/read/2014/02/27/522/947461/masih-misteri-dari-hujunggaluh-menjelma-menjadi-surabaya

https://nasional.okezone.com/read/2023/06/24/337/2836534/kisah-nama-surabaya-tercantum-di-negara-kretagama-yang-ditulis-mpu-prapanca?page=2

Monday, May 20, 2024

Ada Apa dengan Airy Room?

Airy Rooms Tutup Permanen Akibat Pandemi yang Berkepanjangan: Apa yang Terjadi dan Pelajaran yang Bisa Diambil.

Pandemi COVID-19 telah menghantam industri pariwisata dan perhotelan dengan sangat keras, meninggalkan jejak kehancuran yang mendalam. Salah satu korban terbaru adalah Airy Rooms, jaringan operator hotel murah di Indonesia. Pada 31 Mei 2020, Airy akan secara resmi menghentikan semua operasionalnya. Kabar penutupan ini mengejutkan banyak pihak dan memberikan gambaran jelas tentang betapa parahnya dampak pandemi terhadap industri ini.


Sejarah dan Dampak Pandemi.

Airy Rooms didirikan pada tahun 2015 dan dengan cepat berkembang menjadi salah satu jaringan hotel bujet terkemuka di Indonesia, mengelola sekitar 30.000 kamar di 2.000 properti di seluruh negeri. Namun, sejak Maret 2020, industri perhotelan mengalami penurunan drastis akibat pandemi COVID-19. Larangan bepergian, pembatasan sosial, dan ketidakpastian global menyebabkan tingkat hunian hotel merosot tajam.


Upaya Terakhir dan Keputusan Penutupan.

CEO Airy, Louis Alfonso Kodoatie, sempat menyuarakan optimisme pada Maret 2020, mengupayakan langkah-langkah strategis untuk mencapai profitabilitas meskipun berada di tengah krisis. Namun, situasi terus memburuk. Pada April 2020, mitra strategis Airy, Traveloka, merumahkan 70% karyawannya, menunjukkan betapa parahnya kondisi yang dihadapi.

Airy akhirnya memutuskan untuk menghentikan operasional secara permanen. Pemesanan akomodasi melalui aplikasi mereka dihentikan untuk semua tanggal setelah 1 Juni 2020, dan semua kamar tercatat sebagai habis terpesan, menandakan berakhirnya layanan mereka.


Reaksi Industri dan Konsultan Properti.

Arief Rahardjo, Director and Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia, menyoroti bahwa penutupan Airy mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh seluruh industri perhotelan, termasuk segmen hotel bujet. Ia mengungkapkan bahwa diversifikasi bisnis bisa menjadi salah satu cara untuk bertahan. Sebagai contoh, Travelio telah memperkenalkan TravelioMart untuk mendiversifikasi pendapatan mereka.


Pelajaran yang Bisa Diambil.

Pentingnya Diversifikasi: Mengandalkan satu lini bisnis bisa berisiko tinggi, terutama saat krisis. Diversifikasi, seperti yang dilakukan oleh Travelio, dapat memberikan sumber pendapatan tambahan dan membantu perusahaan bertahan.

Kesiapan untuk Krisis: Industri perhotelan dan pariwisata perlu mengembangkan strategi yang lebih fleksibel dan tangguh untuk menghadapi ketidakpastian global. Ini termasuk perencanaan untuk skenario terburuk dan membangun cadangan keuangan yang memadai.

Inovasi dan Adaptasi: Mengadopsi teknologi baru dan mencari cara untuk beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen adalah kunci. Hotel dan operator perlu terus berinovasi untuk tetap relevan.


Masa Depan Industri Perhotelan.

Pandemi ini telah mengajarkan industri perhotelan banyak hal tentang ketahanan dan adaptasi. Meskipun banyak perusahaan yang tumbang, seperti Airy Rooms, industri ini akan terus berkembang dengan pemain yang mampu beradaptasi dan berinovasi. Bagi para pengusaha hotel dan operator, penting untuk terus belajar dari krisis ini dan mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih tangguh.

Penutupan Airy Rooms adalah pengingat yang jelas akan dampak destruktif pandemi pada industri perhotelan. Namun, ini juga merupakan kesempatan untuk merefleksikan strategi bisnis dan menemukan cara baru untuk bertahan dan berkembang di masa depan yang penuh tantangan.


Sumber :

https://id.techinasia.com/airy-rooms-tutup

https://ekonomi.bisnis.com/read/20200514/47/1240547/airy-tutup-permanen-terlambat-melakukan-hal-ini

Thursday, May 16, 2024

Kakawin Nagarakretagama



Kakawin Nagarakretagama: Menyelami Kejayaan Majapahit.

Sejarah Penemuan dan Judul.

Kakawin Nagarakretagama, juga dikenal sebagai Kakawin Desyawarnana, adalah salah satu karya sastra Jawa Kuno yang paling termasyhur. Ditulis oleh Empu Prapanca, seorang juru tulis Kerajaan Majapahit pada tahun 1365 Masehi, kakawin ini memberikan gambaran yang mendalam tentang kehidupan di keraton Majapahit selama masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk. 

Karya ini pertama kali ditemukan kembali oleh J.L.A. Brandes, seorang ilmuwan Belanda, pada tahun 1894 di Lombok.

Judul "Nagarakretagama" sendiri memiliki arti "negara dengan tradisi (agama) yang suci". Namun, nama asli yang diberikan oleh pengarangnya adalah "Desyawarnana", yang berarti uraian tentang desa-desa. 

Nama "Nagarakretagama" ditemukan pada kolofon naskah yang disalin oleh Arthapamasah pada bulan Kartika tahun Saka 1662 (atau 20 Oktober 1740 Masehi), dan sejak itu nama ini menjadi lebih dikenal oleh umum.


Penulis dan Latar Belakang.

Empu Prapanca, yang menulis kakawin ini menggunakan nama samaran, adalah Dang Acarya Nadendra, seorang pejabat urusan agama Buddha di istana Majapahit. Ia adalah putra seorang pejabat tinggi dengan pangkat Dharmadyaksa Kasogatan. Prapanca menulis kakawin ini di usia senja saat ia menjalani masa pertapaan di desa Kamalasana. Karya ini disusun sebagai bentuk penghormatan dan bhakti kepada Raja Hayam Wuruk, tanpa perintah langsung dari sang raja, dan mencerminkan keinginan Prapanca agar karyanya dikenang di istana.


Isi Kakawin.

Kakawin Nagarakretagama ditulis dalam bentuk syair Jawa Kuno, yang terdiri dari 98 pupuh yang dibagi menjadi dua bagian. Setiap pupuh terdiri dari beberapa pada, yang masing-masing terdiri dari empat baris.


Bagian Pertama (Pupuh 1-49):

Pupuh 1-7: Menggambarkan raja dan keluarganya.

Pupuh 8-16: Menguraikan kota dan wilayah Majapahit.

Pupuh 17-39: Menceritakan perjalanan keliling Lumajang.

Pupuh 40-44: Menyajikan silsilah raja-raja Majapahit dari Rangga Rajasa hingga Kertanegara.

Pupuh 45-49: Melanjutkan silsilah dari Kertarajasa Jayawardhana sampai Hayam Wuruk.


Bagian Kedua (Pupuh 50-98):

Pupuh 50-59: Menceritakan perjalanan Hayam Wuruk berburu di hutan Nandawa hingga pulang ke Majapahit.

Pupuh 60-82: Menguraikan oleh-oleh dari berbagai daerah, perhatian Hayam Wuruk terhadap leluhurnya, berita kematian Patih Gajah Mada, dan bangunan-bangunan suci di Jawa dan Bali.

Pupuh 83-91: Menjelaskan upacara keagamaan berkala di Majapahit.

Pupuh 92-98: Memuji para pujangga yang setia kepada raja, serta nasib Prapanca sendiri.


Nilai dan Warisan.

Kakawin Nagarakretagama adalah karya pujasastra yang menyanjung dan mengagungkan Raja Hayam Wuruk serta kewibawaan Kerajaan Majapahit. Meskipun bersifat subjektif dan cenderung melewatkan peristiwa yang tidak mendukung citra positif kerajaan, seperti insiden Pasunda Bubat, karya ini tetap dianggap sangat berharga. Nagarakretagama memberikan catatan langsung mengenai kehidupan di Majapahit, menjadikannya sumber penting bagi para sejarawan dan peneliti.


Kesimpulan.

Kakawin Nagarakretagama bukan hanya sebuah karya sastra, tetapi juga sebuah dokumen sejarah yang memberikan wawasan mendalam tentang kejayaan Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk. Dengan kekayaan isinya dan gaya penulisannya yang indah, karya ini terus menjadi bahan penelitian dan sumber inspirasi bagi generasi penerus, serta sebuah warisan budaya yang patut dibanggakan.


Sumber :

https://id.wikipedia.org/wiki/Kakawin_Nagarakretagama

Monday, May 13, 2024

Ada Apa Dengan Amazon?

Amazon Memangkas Ratusan Pekerja di Unit Komputasi Awan.

Divisi komputasi awan Amazon sedang melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap ratusan karyawan di unit teknologi dan penjualan serta pemasaran toko fisiknya, perusahaan tersebut mengkonfirmasi pada hari Rabu.

“Kami telah mengidentifikasi beberapa area tertentu dalam organisasi yang perlu kami perbaiki untuk terus memusatkan upaya kami pada area strategis kunci yang kami percaya akan memberikan dampak maksimum,” kata juru bicara Amazon Web Services dalam sebuah pernyataan. “Kami tidak membuat keputusan ini dengan sembrono, dan kami berkomitmen untuk mendukung para karyawan sepanjang transisi mereka ke peran baru di dalam dan di luar Amazon.”

Pemotongan ini pertama kali dilaporkan oleh GeekWire.

Unit AWS yang menguntungkan Amazon telah melihat pertumbuhan penjualannya melambat dalam beberapa kuartal terakhir seiring dengan perusahaan-perusahaan yang memangkas pengeluaran cloud mereka di tengah kenaikan suku bunga. Para eksekutif Amazon mengekspresikan sedikit optimisme pada bulan Februari ketika mereka mengatakan bahwa pasar mulai menunjukkan tanda-tanda percepatan kembali.

Pemotongan terhadap tim teknologi toko AWS datang setelah Amazon mengatakan akan menghapus sistem kasir tanpa kasir di toko Fresh-nya di AS. Unit AWS termasuk tim yang mengawasi teknologi tanpa kasir, yang disebut Just Walk Out, serta kereta belanja pintar Dash dan teknologi pembayaran berbasis telapak tangan Amazon One. Tim teknologi toko itu dipindahkan dari grup ritel Amazon dan digabungkan ke dalam divisi komputasi awannya pada tahun 2022.

Juru bicara AWS mengatakan perusahaan memutuskan untuk memotong divisi teknologi toko “sebagai hasil dari pergeseran strategis lebih luas dalam penggunaan beberapa aplikasi di toko milik Amazon serta di toko pihak ketiga.”

Amazon terus memangkas jumlah karyawannya setelah lebih dari setahun melakukan pemutusan hubungan kerja massal. Mulai akhir 2022 dan terus berlanjut hingga 2023, Amazon memulai pemutusan hubungan kerja terbesar dalam sejarahnya, memangkas lebih dari 27.000 pekerja di hampir setiap area perusahaan. Sejauh ini tahun ini, Amazon telah melakukan PHK terhadap karyawan di unit Twitch, Audible, Buy with Prime, dan Prime Video dan MGM Studios-nya.

Karyawan di AS akan terus menerima gaji dan manfaat mereka selama setidaknya 60 hari, dan mereka akan memenuhi syarat untuk paket pesangon.


Sumber :

https://www.cnbc.com/2024/04/03/amazon-layoffs-hundreds-of-jobs-cut-in-cloud-computing-unit.html

Thursday, May 9, 2024

Mencari Jejak Curabhaya



Mengungkap Misteri Kota Kuno Surabaya.

Sebuah keping sejarah yang mengisyaratkan tentang kejayaan dan eksistensi kota kuno yang hilang, Curabhaya atau Surabaya, telah mengundang para sejarawan dan arkeolog untuk memecahkan teka-teki lama. Dalam bukti-bukti yang tersebar dari prasasti-prasasti kuno hingga ilustrasi geografis, jejak ini menyiratkan adanya sebuah kota yang pernah menjadi bagian penting dari peradaban zaman dulu.


Mengurai Penanggalan.

Tanggal 7 Juli 1358 menarik perhatian sebagai alternatif dalam penetapan hari jadi Surabaya, tetapi pilihan akhir jatuh pada 31 Mei 1293. Namun, keberadaan prasasti Canggu dari tahun tersebut memberikan sebuah titik awal yang menarik untuk pencarian Curabhaya. Hal ini menjadi sorotan pertama dalam menjelajah jejak kota kuno ini.


Prasasti Trowulan: Titik Terang Pertama.

Prasasti Trowulan atau Canggu, dikeluarkan pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk pada tahun 1358, memberikan petunjuk penting tentang lokasi Curabhaya. Surabaya, disebutkan di antara nama-nama desa di tepian sungai, melayani sebagai tempat penyeberangan dan penambangan, menandakan kehadirannya yang strategis dalam perdagangan dan kegiatan ekonomi.


Di Mana Sebenarnya Letak Curabhaya?.

Pendapat tentang letak Curabhaya berkembang dari analisis yang mendalam. Dengan merujuk pada peta geografis dan ilustrasi masa lalu, para ahli menyimpulkan bahwa Surabaya berada di delta sungai antara Kalimas dan Pegirian. Namun, pendapat lain mengarahkan pada Kampung Surabayan di kecamatan Tegalsari, memunculkan debat tentang lokasi yang tepat.


Perbincangan Membawa Kepada Lebih Banyak Pertanyaan.

Dalam mencari jawaban, muncul spekulasi dan teori-teori yang menarik. Kluster kampung seperti Pengampon, Semut, Bunguran, Jagalan, dan Kalianyar juga diperhatikan sebagai kandidat potensial untuk lokasi Curabhaya, mengingat kedekatannya dengan delta sungai yang disebutkan dalam prasasti.


Menguak Misteri Sejarah.

Pencarian akan Curabhaya mengajak kita untuk memahami lebih dalam sejarah dan warisan budaya yang melingkupi kota kuno ini. Dari titik-titik sejarah yang samar hingga interpretasi yang kompleks dari bukti-bukti yang ada, upaya ini adalah perjalanan yang mengungkapkan kekayaan peradaban masa lalu.


Penemuan Baru yang Menanti.

Sementara misteri tentang Curabhaya mungkin belum sepenuhnya terpecahkan, upaya terus berlanjut untuk mencari jawaban yang lebih pasti. Dengan penelitian yang mendalam dan kolaborasi lintas disiplin, kita dapat berharap akan penemuan baru yang membawa cahaya kepada kota kuno yang legendaris ini.


Mengabadikan Sebuah Warisan.

Curabhaya, dalam segala kompleksitasnya, mewakili sebuah warisan yang bernilai dalam sejarah dan budaya Indonesia. Dalam perjalanan kita untuk mengungkap rahasia masa lalu, kita juga menghormati dan menghargai warisan nenek moyang kita, memastikan bahwa cerita mereka tetap hidup dalam ingatan kita.


Dengan terus menggali lebih dalam dan menjaga semangat penjelajahan, kita dapat berharap untuk menyaksikan pengungkapan lebih lanjut dari misteri yang telah lama tersembunyi ini. Curabhaya, kota yang mungkin telah hilang dalam ingatan, tetapi tidak pernah dalam sejarah.


Sumber :

https://www.ngopibareng.id/read/dimanakah-letak-curabhaya-surabaya-kuno-1489452

Sunday, May 5, 2024

Ada Apa dengan Bata?



Pabrik sepatu Bata di Purwakarta yang ditutup adalah cerminan dari tantangan yang dihadapi oleh industri alas kaki di Indonesia secara keseluruhan. Pandemi telah memperparah kondisi yang sudah sulit, dan hal ini tercermin dalam berbagai aspek, mulai dari penurunan permintaan pelanggan hingga penurunan penjualan. Tantangan ini diperparah lagi oleh masalah inflasi pangan yang mempengaruhi daya beli konsumen.

Penutupan pabrik sepatu Bata di Purwakarta, Jawa Barat, menandai akhir dari tiga dekade operasi perusahaan tersebut. Alasan di balik keputusan tersebut adalah penurunan permintaan terhadap produk sepatu Bata di Indonesia. Hal ini tercermin dalam laporan keuangan perusahaan yang mencatat penjualan neto yang menurun pada tahun 2023, disertai dengan peningkatan kerugian bersih.


Penurunan permintaan produk dari pabrik Purwakarta menjadi faktor utama dalam keputusan untuk menutup pabrik tersebut. Kapasitas produksi pabrik tersebut jauh melebihi kebutuhan yang dapat diperoleh dari pemasok lokal di Indonesia.

Perusahaan mengaku telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir untuk mengatasi kerugian yang terjadi. Namun, tantangan yang dihadapi sejak pandemi COVID-19 pada tahun 2020, bersama dengan perubahan perilaku konsumen yang cepat, membuat keberlanjutan operasional pabrik tersebut menjadi tidak memungkinkan.

Sejak pandemi COVID-19 pada tahun 2020, BATA telah berjuang menghadapi tantangan industri serta perubahan perilaku konsumen yang cepat. Meskipun telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir, namun penurunan permintaan produk dari pabrik Purwakarta yang terus berlangsung membuat perusahaan tidak dapat melanjutkan produksi di lokasi tersebut. Kapasitas produksi pabrik yang jauh melebihi kebutuhan dari pemasok lokal di Indonesia juga menjadi faktor yang mempengaruhi keputusan ini.

Penutupan pabrik tersebut disampaikan oleh manajemen BATA melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, dengan alasan berkurangnya permintaan produk seiring dengan persaingan ketat dan pergeseran selera konsumen. 


Hal ini memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai kondisi industri alas kaki di dalam negeri. Beberapa merek, terutama yang menargetkan segmen menengah ke bawah, mengalami penurunan penjualan, yang berdampak langsung pada produsen alas kaki.

Sementara itu, penutupan pabrik sepatu Bata di Purwakarta disebabkan oleh masalah pesanan yang sepi, yang mengakibatkan defisit yang harus ditanggung oleh perusahaan. Meskipun demikian, Bata tetap berusaha menjalankan bisnisnya di Indonesia, terutama di sektor ritel.

PT Sepatu Bata Tbk (BATA) telah menutup operasional pabrik sepatunya di Purwakarta setelah mengalami kerugian selama empat tahun terakhir. Tantangan industri, mulai dari perubahan perilaku konsumen hingga penurunan permintaan produk, membuat perusahaan tidak mampu untuk melanjutkan produksi di pabrik tersebut.

Kondisi keuangan BATA juga mencerminkan kesulitan yang dihadapi, dengan kerugian yang meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun, sementara penjualan bersihnya juga mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh industri alas kaki di Indonesia sedang mengalami masa sulit yang memerlukan solusi yang komprehensif.

Keputusan ini diambil setelah evaluasi menyeluruh dan kesepakatan dari pihak-pihak terkait. Perusahaan berkomitmen untuk memastikan kelancaran transisi bagi seluruh karyawan dan mitra yang terkena dampak dari penutupan pabrik ini.

Secara finansial, BATA mencatat penjualan neto yang menurun pada tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya, disertai dengan peningkatan rugi bersih yang signifikan. Hal ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan dalam beberapa tahun terakhir.


Sejarah panjang sepatu Bata di Indonesia dimulai sejak tahun 1931, ketika merek tersebut hadir di Indonesia melalui kerjasama dengan NV, Netherlandsch-Indisch. Meskipun sering dianggap sebagai produk asli Indonesia, sepatu Bata sejatinya berasal dari Republik Ceko, didirikan oleh Tomas Bata. Pabrik sepatu pertama di Indonesia didirikan pada tahun 1937 di Jakarta, dengan produksi sepatu dimulai pada tahun 1940.

Pabrik Bata di Purwakarta telah beroperasi sejak 1994, dan penutupan produksi resmi diumumkan melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia pada 2 Mei 2024. Ini adalah langkah yang memilukan bagi karyawan yang terkena dampaknya, dan juga mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh industri alas kaki secara keseluruhan di tengah perubahan dalam pola konsumsi dan kondisi pasar.


Dengan penutupan pabrik di Purwakarta, perjalanan panjang sepatu Bata di Indonesia memasuki babak baru. Meskipun demikian, merek tersebut tetap dikenal dengan tagline "Back to School" dan telah melayani berbagai segmen pasar selama bertahun-tahun.

Penutupan pabrik BATA di Purwakarta tidak hanya mencerminkan perubahan dalam industri alas kaki, tetapi juga menggambarkan dinamika yang kompleks di pasar dan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan dalam menghadapi perubahan dalam preferensi konsumen dan persaingan pasar.


Sumber :

https://www.kompas.com/tren/read/2024/05/05/093000765/setelah-30-tahun-beroperasi-pabrik-sepatu-bata-di-purwakarta-tutup?page=all.

https://ekonomi.bisnis.com/read/20240505/257/1762975/pabrik-sepatu-bata-tutup-asosiasi-buka-bukaan-kondisi-industri-alas-kaki-ri

https://industri.kontan.co.id/news/permintaan-anjlok-pabrik-sepatu-bata-bata-di-purwakarta-berhenti-beroperasi

https://news.republika.co.id/berita/sd0kis425/pabrik-sepatu-bata-di-purwakarta-tutup-lebih-dari-200-karyawan-kena-phk#google_vignette

Wednesday, May 1, 2024

Athena: Kilau Klasik Yunani



Athena, ibukota Yunani kuno, adalah sebuah kota yang penuh dengan keindahan dan keajaiban sejarah. Terletak di tepi timur laut semenanjung Attica, Athena telah menjadi pusat budaya, politik, dan intelektual selama ribuan tahun. Dikenal karena warisan klasiknya yang kaya dan ikonik, kota ini adalah tempat kelahiran beberapa konsep penting yang membentuk peradaban Barat.


Kehidupan di Athena Klasik

Athena kuno dikenal karena sistem pemerintahannya yang unik, demokrasi, di mana warga negara memiliki hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan politik. Ini adalah konsep revolusioner pada masanya dan membantu membentuk fondasi demokrasi modern.


Kehidupan di Athena juga dipengaruhi oleh tradisi dan peradaban kuno yang makmur. Kota ini menjadi pusat pembelajaran dan kebijaksanaan, dengan Akademi Plato dan Lyceum Aristoteles yang terkenal sebagai tempat-tempat di mana para filsuf kuno menyampaikan pemikiran-pemikiran mereka yang mendalam.


Arsitektur dan Seni

Salah satu ciri khas Athena adalah arsitektur klasiknya yang megah. Dengan landmark ikonik seperti Parthenon, yang dibangun untuk menghormati dewi pelindung kota, Athena, kota ini dipenuhi dengan kuil-kuil dan struktur-struktur yang mempesona dengan keindahan dan keanggunannya.


Seni juga berkembang pesat di Athena kuno, dengan patung-patung marmer yang indah dan karya-karya seni lainnya yang menghiasi kota. Seniman seperti Phidias dan Praxiteles dikenal karena karyanya yang luar biasa yang masih menginspirasi orang-orang hingga hari ini.


Mitologi dan Budaya

Athena tidak hanya penting secara politik dan intelektual, tetapi juga merupakan pusat keagamaan dan mitologi Yunani kuno. Dewi Athena, yang dihormati sebagai pelindung kota, dianggap sebagai salah satu dewi paling penting dalam mitologi Yunani, mewakili kebijaksanaan, perang yang adil, dan seni.


Budaya teater juga berkembang di Athena, dengan pertunjukan-pertunjukan drama klasik yang diselenggarakan di teater-teater seperti Teater Dionysus di bawah langit biru terbuka. Karya-karya dramatis klasik dari penulis-penulis seperti Aeschylus, Sophocles, dan Euripides dipentaskan di sini, menarik penonton dari seluruh kota untuk menikmati kisah-kisah yang mendalam dan penuh emosi.


Warisan Athena

Meskipun Athena kuno tidak lagi berdiri dalam kemegahan fisiknya, warisannya terus hidup melalui peninggalan budaya, politik, dan intelektualnya. Konsep-konsep demokrasi, filosofi, seni, dan mitologi yang lahir di Athena masih memengaruhi dunia modern.


Hari ini, kota ini masih menjadi tujuan wisata yang populer, menarik wisatawan dari seluruh dunia untuk menjelajahi reruntuhan klasiknya yang megah dan merasakan sentuhan keajaiban masa lalu. Dengan keindahan alamnya yang menakjubkan, warisan sejarahnya yang kaya, dan budaya yang hidup, Athena tetap menjadi salah satu destinasi paling menarik dan inspiratif di dunia.