Mitos atau Fakta?
Di antara berbagai teori dan mitos yang menghiasi sejarah manusia, konsep Bumi berongga (hollow Earth) adalah salah satu yang paling menarik dan kontroversial. Teori ini menyebutkan bahwa Bumi, yang berusia sekitar 4,5 miliar tahun, memiliki ruang kosong di bagian tengahnya yang dihuni oleh sebuah peradaban misterius, yakni bangsa Agartha.
Awal Mula Teori Agartha
Gagasan tentang bangsa Agartha pertama kali dicetuskan oleh seorang okultis asal Prancis, Alexandre Saint-Yves d'Alveydre, melalui bukunya Mission de l'Inde en Europe yang terbit pada tahun 1886. Saint-Yves mengklaim bahwa bangsa Agartha tinggal di gua-gua jauh di bawah tanah dan berkomunikasi dengannya secara telepatik. Menurutnya, bangsa Agartha adalah pemerintah-pemerintah kuno yang disingkirkan ke dalam ruang hampa Bumi pada akhir zaman Kali Yuga, sekitar 3.200 SM.
Dalam ceritanya, Saint-Yves menggambarkan kehidupan bangsa Agartha sebagai indah dan penuh kebijaksanaan, serupa dengan keindahan daratan Himalaya di Tibet. Meskipun demikian, pendapat-pendapatnya sering dianggap kontroversial dan kurang bukti ilmiah.
Teori Bumi Berongga
Sebelum Saint-Yves, gagasan bahwa Bumi berongga sudah pernah muncul dalam sejarah. Pada tahun 1692, Edmond Halley, seorang astronom dan ahli geofisika yang terkenal dengan penemuan komet Halley, mengemukakan bahwa Bumi memiliki kedalaman sekitar 800 km dan terdiri dari dua cangkang bulat serta sebuah inti. Di antara lapisan-lapisan tersebut terdapat ruang hampa.
Teori Halley ini tetap menarik perhatian beberapa orang hingga abad ke-19, ketika John Cleves Symmes Jr dan Jeremiah N. Reynolds mencoba membuktikan keberadaan dunia hampa di dalam Bumi. Symmes meyakini bahwa terdapat lubang di kutub utara dan selatan yang bisa mengantar kita ke kawasan di dalam Bumi. Reynolds, seorang editor surat kabar, bahkan mencoba mendapatkan pendanaan dari pemerintah Amerika Serikat untuk membuktikan teori ini, namun ekspedisinya gagal karena kondisi es Antartika.
Agartha dalam Mitologi dan Agama
Kisah tentang bangsa Agartha memiliki akar dalam kultur Hindu dan Buddha. Nama 'Agartha' konon diambil dari 'Aryavartha', lokasi asal mula Hindu. Aryavartha juga terkait erat dengan Shambhala, sebuah tempat dalam kultur Buddha Tibet yang berarti "tempat penuh kedamaian".
Cerita tentang tempat tersembunyi ini juga disebutkan dalam Alquran. Dalam surat Al Taha ayat 6-7, disebutkan bahwa Allah memiliki apa yang ada di langit, di bumi, di antara keduanya, dan apa yang ada di bawah tanah. Ayat ini kadang ditafsirkan menyinggung tentang kehidupan bawah tanah, hingga memunculkan teori tentang manusia Agartha.
Fakta Ilmiah tentang Bumi
Meskipun teori-teori dan mitos ini menarik, ilmu pengetahuan modern memberikan pemahaman yang lebih akurat tentang struktur Bumi. Peneliti geologi memperkirakan bahwa jarak dari permukaan menuju ke inti Bumi adalah 6.371 kilometer. Lapisan-lapisan Bumi terdiri dari kerak (crust), mantel, dan inti. Kerak Bumi memiliki kedalaman sekitar 35 kilometer, diikuti oleh lapisan mantel setebal 2.855 kilometer, yang terdiri dari mantel atas yang padat dan mantel bawah yang sedikit cair. Inti Bumi sendiri terdiri dari dua lapis: lapisan luar berupa lelehan besi-nikel dan lapisan dalam berupa padatan besi-nikel.
Eksplorasi dan Penelitian
Manusia baru mampu 'menggali' hingga kedalaman 12 kilometer, seperti yang dilakukan dalam proyek pengeboran Kola Superdeep Borehole. Data tentang lapisan-lapisan bawah Bumi diperoleh melalui penafsiran gelombang seismik dan pecahan perut Bumi yang menyembul ke permukaan, seperti magma gunung berapi.
Pada tahun 2013, peneliti geologi menemukan bahwa inti Bumi memiliki suhu sekitar 6.000 derajat Celsius, lebih panas dari permukaan matahari. Kondisi ini membuat teori tentang bangsa manusia yang hidup di dalam Bumi menjadi sangat tidak mungkin.
Kesimpulan
Teori tentang Bumi berongga dan bangsa Agartha memang menarik dan telah menginspirasi banyak cerita dan legenda. Namun, ilmu pengetahuan modern menunjukkan bahwa inti Bumi tidaklah hampa dan sangat tidak mungkin ada kehidupan manusia di dalamnya. Meskipun begitu, mitos dan cerita tentang Agartha tetap menjadi bagian menarik dari budaya dan sejarah manusia, menggambarkan betapa luasnya imajinasi manusia dalam memahami dunia di sekitarnya.
Sumber :
https://era.id/parafrasa/51201/misteri-bangsa-agartha-yang-tinggal-di-perut-bumi-dan-disebutkan-dalam-al-quran